REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Para sopir angkutan kota (angkot) jurusan Cibadak-Cicurug Kabupaten Sukabumi menggelar aksi mogok massal Jumat (21/11). Mereka memprotes belum ditetapkannya tarif angkutan umum pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Aksi tersebut menyebabkan ratusan penumpang telantar. Pasalnya, para sopir angkot hanya memarkirkan kendaraanya di pinggiran jalan raya.
"Kami terpaksa mogok karena penetapan tarif baru belum ada,’’ ujar Ketua Organda 09 Angkot Cibadak-Cicurug, Emang Kusnadi kepada wartawan. Padahal, keputusan tersebut sangat dinantikan para sopir angkot.
Para sopir angkot lanjut Emang, enggan menaikkan tarif baru secara sepihak. Oleh karena itu para sopir mendesak pemerintah agar segera mengeluarkan surat edaran mengenai tarif angkot yang baru.
Emang berharap, tarif angkot dari Kecamatan Cibadak menuju Cicurug maupun Kota Sukabumi dianikkan sebesar Rp 2 ribu. Saat ini tarif dari Cibadak menuju Sukabumi sebesar Rp 6 ribu, dan menuju Cicurug sebesar Rp 5 ribu.
Selain sopir angkot Cibadak-Cicurug, aksi serupa juga dilakukan para sopir angkot Cibadak-Cisaat yakni jalur 07. Mereka memarkirkan kendaraan angkotnya di Lapangan Sekarwangi Kecamatan Cibadak dan tidak melayani penumpang.
Di sisi lain, aksi para sopir menyebabkan ratusan penumpang terlantar. Keberaaan mobil polisi yang membantu mengangkut penumpang tidak sebanding dengan jumlah warga yang akan ikut.
Salah seorang warga Masrinah (34 tahun) mengatakan, aksi mogok ini menyebabkan akitivittas warga terganggu. ‘’ Saya menunggu hingga berjam-jam untuk naik angkutan,’’ ujar dia.