REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG--Gara-gara wabah Ebola yang menyebar di negaranya, timnas Guinea kesulitan berlaga di kualifikasi Piala Afrika 2015. Akan tetapi mereka berhasil mengatasi semua kendala itu dengan lolos ke putaran final di Guinea Ekuatorial, awal tahun depan.
Konfederasi Sepak Bola Afrika meminta Ghana bermain di tempat netral usai karena melarang adanya pertandingan sepakbola internasional di Ghana. Wabah demam mematikan di negara itu telah merenggut sekitar 1.100 nyawa.
Untungnya, Maroko mengizinkan Guinea menjadikan Casablanca sebagai kandang. Namun, wajib melakukan pemeriksaan suhu tiap dua kali sehari untuk memastikan tidak ada yang terkena wabah mematikan Ebola.
Dussuyer tetap tinggal di Ibu Kota Guinea, Conakry meskipun hampir seluruh pemainnya berlaga di Eropa. Ia berterima kasih kepada Maroko yang memberi izin untuk menggelar laga kandang, serta Benin yang memberikan fasilitas untuk tempat latihan.
Guinea sekarang tinggal mencari tempat latihan selama dua pekan sebelum putaran final Piala Afrika dimulai pada 17 Januari 2015.
"Ada kepuasan besar bisa lolos dan membungkam pencela kami," kata Dussuyer yang mengantarkan Guinea finis sebagai runner up Grup E di bawah Ghana.