Jumat 21 Nov 2014 18:59 WIB
Penodaan agama

MUI Duga Ada Kepentingan di Balik Permintaan Amnesty International

Rep: c13/ Red: Joko Sadewo
Logo MUI
Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Luthfie Hakim menduga Amnesty International memiliki suatu kepentingan di balik permintaan penghapusan UU Penodaan Agama ini kembali.

"Mereka punya kepentingan tersendiri," kata Luthfie, Jumat (21/11). Menurutnya, Amnesty seperti tidak ingin melihat Indonesia dalam keadaan solid.

Baca Juga

Menurut Luthfie, UU ini sangat penting tetap dipertahankan di Indonesia. Hal ini demi ketertiban dalam beragama di Indonesia. Sehingga, ujarnya, bisa menghindari gesekan antar agama. "Terutama menghindari gesekan dalam satu agama, seperti masalah Ahmadiyah," tegasnya.

Lagipula, menurut Luthfie, sikap Amnesty International ini sangat tidak netral. Luthfie mengungkapkan masalah minoritas masyarakat Muslim yang berada di Benua Eropa. Menurutnya, perlakuan amnesty terhadap minoritas Islam di Eropa dengan minoritas di Indonesia sangat berbeda. "Lihat saja perlakuannya untuk minoritas Islam di Eropa. Apa ada?" tambah Luthfie.

Jadi, kata Luthfie, Amnesty International tidak perlu membahas masalah UU penodaan agama ini kembali. Luthfie menegaskan, masalah ini sudah selesai dengan mempertahankan pendapat mayoritas. Ini dilakukan demi ketertiban antar beragama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement