REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Konstitusi di Italia melindungi hak warga negaranya untuk beribadah tanpa diskriminasi. Namun, umat Islam di Italia masih harus berupaya keras menjalankan ibadahnya agar kondusif.
Sebagai perbandingan, untuk total satu setengah juta orang muslim Italia, hanya ada delapan bangunan masjid yang berdiri resmi di Italia. Hal ini terjadi meskipun dewasa ini Islam adalah agama terbesar kedua di Italia. Demikian laporan media New Republic, Jumat (21/11).
Oleh karena itu, ratusan tempat ibadah dibuat oleh umat Islam Italia sendiri secara swadaya di seluruh negeri tersebut. Namun, semua itu berlokasi di tempat yang tidak kondusif sama sekali untuk beribadah, semisal gudang, garasi, gimnasium, atau pertokoan.
Seorang fotografer Italia, Nicolò Degiorgis, telah mendokumentasikan fenomena ini. Dia kemudian membuat sebuah buku berjudul "Islam Tersembunyi." Buku tersebut berisi foto-foto yang menampilkan bagaimana sejumlah orang Islam di Italia mengadakan shalat berjamaah.
Nicolò Degiorgis membutuhkan waktu sekitar empat tahun untuk mengambil gambar. Kerja kerasnya pun mendapat apresiasi. Pada pekan lalu, karya Nicolò Degiorgis ini memenangkan hadiah dari the Paris Photo-Aperture Foundation.
Dari foto-foto tersebut, tampak jelas bahwa umat Islam Italia terpaksa menggunakan ruang publik sebagai tempat shalat berjamaah. Hal ini terasa mengganggu, baik bagi umat Islam itu sendiri maupun pengguna ruang publik Italia pada umumnya. Misal tempat-tempat itu antara lain, tempat parkir, gudang, dan sebagian ruang pasar swalayan di Provinsi Treviso, Provinsi Udine, Provinsi Verona, Provinsi Venice, dan Provinsi Trento, Italia.