REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Puluhan polisi dari Kepolisian Sektor Denpasar Barat diterjunkan untuk mengawal jalannya aksi demonstrasi dari sejumlah mahasiswa di Denpasar, Bali, yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Demonstrasi dari puluhan mahasiswa yang menyatakan dirinya Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Bali tersebut digelar di perempatan patung Catur Muka, kawasan titik sentral pemerintahan Kota Denpasar, Sabtu siang.
Koordinator dari Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Bali, Made Wipra menyatakan bahwa aksi unjuk rasa tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas kenaikan harga BBM yang disusul dengan kenaikan harga kebutuhan pokok sehingga menyusahkan rakyat kecil.
Dalam unjuk rasanya, mereka meminta sejumlah tuntutan di antaranya membatalkan kenaikan harga BBM, kedaulatan nasional secara politik, ekonomi dan budaya, kenaikan upah buruh di Bali dan terciptanya stabilitas harga bahan pokok.
"Kami meminta agar pemerintahan Jokowi-JK membatalkan kenaikan harga BBM karena harga minyak dunia sudah turun," katanya.
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kenaikan harga BBM sebanyak Rp 2.000 seperti premium dari semula Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan solar Rp 5.500 menjadi Rp 7.500.
Kepala Negara menyatakan bahwa keputusan yang tidak populer itu harus diambil karena menganggap subsidi BBM selama ini dinilai salah sasaran sedangkan sektor lainnya mendapatkan subsidi yang lebih kecil dari subsidi BBM.