REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indisen sepak bola gajah yang dilakukan oleh PSS Sleman dan PSIS Semarang, dianggap oleh Asosiasi Pemain Sepak Bola Indonesia (APSI) sebagai tindakan yang memalukan. Maka dengan itu, APSI tidak akan pernah membela para pemain yang terlibat sepak bola gajah yang terjadi di laga delapan besar Divisi Utama 2014, Ahad (26/10) silam.
“Kami APSI, tegas dalam masalah ini. Kejadian sepak bola gajah, sangat tabah dan memalukan. Jadi anggap apa yang dilakukan Komdis terhadap para pemain adalah hal yang wajar. Hukuman yang diberikan juga sudah sesuai dengan apa yang mereka lakukan,” ujar Exco APSI Irawadi D Hanafi saat dihubungi Republika pada Sabtu (22/11).
Komdis PSSI menghukum ofisial dan pemain kedua klub dengan hukuman seumur hidup tidak boleh terlibat dalam kompetisi sepak bola plus denda ratusan. Saat ditanya, bagaimana dengan para pemain cadangan yang tidak terlibat langsung dalam sepak bola gajah? Irawan mempersilakan para pemain untuk mengajukan banding, jika mereka merasa tidak terlibat dalam kasus ini.
Kendati demikian, Irawan menilai, gol bunuh diri yang dilakukan oleh kedua kesebelasan tidak hanya pada pemain yang melakukan gol bunuh diri saja. Melainkan ada kesinambungan antara para pemain lainnya.
Disamping itu APSI juga berharap Komdis dapat menyelesaikan kasus memalukan tersebut dengan tuntas. Apalagi, Irawadi meyakini seorang pemain tidak akan berani berinisiatif sendiri untuk melakukan tindakan buruk.
"Latar belakang ini juga perlu diusut, saya Kira pemain tak akan berani melakukan tindak buruk itu," tambah Irawadi.
APSI berharap hukuman yang diberikan cukup membuat jera para pelaku. Sehingga tidak terjadi sepak bola gajah dikemudian hari. Sangat disayangkan upaya PSSI untuk membangun citra sepak bola Indonesia harus pupus karena beberapa menit saja.