REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – PT Pertamina Ekplorasi dan Produksi Sumatra Selatan mempromosikan hasil kerajinan industri kecil tenun songket khas Kota Prabumulih, karena selama ini hasilnya sulit dipasarkan.
"Selama ini kami kesulitan memasarkan hasil tenun songket khas Prabumulih ini. Tetapi setelah menjadi mitra binaan Pertamina Ekplorasi dan Produksi Sumsel melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), tidak menemui kendala lagi dalam hal pemasaran," kata Indah, pekerja penenun songket di Kota Prabumulih, Sabtu (22/11).
Menurut dia, Pertamina terus berupaya melakukan promosi dan pengenalan kain songket khas Prabumulih sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Di Sumatra Selatan banyak industri kecil menghasilkan kain songket yang menjadi ciri khas dengan keragaman motif dan corak menandakan kecirian tempat asal, seperti songket dari Kota Prabumulih.
Indah mengatakan songket Prabumulih mempunyai motif dan corak cukup khas, terlihat dari tonjolan motif dinamakan "papan sekeping nanas", dengan nuansa yang selalu mengakar pada tradisi leluhur.
Mengenai proses pengerjaannya, `selain menggunakan benang emas, songket membutuhkan satu bulan dalam pengerjaan dan membutuhkan ketelitian dan keterampilan dari sang penenun agar menghasilkan kain songket dengan kualitas terbaik.
Eva Ramlan, pemilik usaha tenun songket, mengatakan, pemasaran songket sebelumnya menghadapi kendala. Namun setelah menjadi mitra Pertamina dibantu promosi melalui pameran maupun lewat media online kendala itu bisa diatasi. Harga songket bervariasi, mulai Rp 500 ribu-2,5 juta per lembar.