REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua pemuda asal London, Inggris, yang menjadi simpatisan ISIS dikabarkan tewas dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan Koalisi Amerika Serikat di Kobane, Suriah, Sabtu (22/11). Keduanya dikabarkan ikut bertempur bersama kelompok ISIS di perbatasan Suriah.
Dilansir dari The Independent, dua pemuda asal London itu masing-masing bernama Abu Abdullah al-Habashi (21 tahun) dan Abu Dharda (20 tahun). Abdullah al-Habashi alias Abu Abdullah al-Britani berasal dari kawasan utara London. Dia besar dari sebuah keluarga Eritrea Kristen. Saat berumur 16 tahun, dia memeluk agama Islam.
Adapun Abu Dharda merupakan keturunan Inggris-Somalia dan berasal dari kawasan barat London. Dia pergi ke Suriah pada Desember 2013 lalu melewati Turki. Sebelumnya, dikabarkan Abu Dharda sempat diperiksa oleh aparat kepolisian anti-terorisme di bandar udara Heathrow, London. Namun, Abu Dharda berhasil melewati pemeriksaan.
Keduanya diketahui berada di Kobane, Suriah, berdasarkan kincauan mereka di twitter. Terakhir keduanya berkicau pada tanggal 7 November 2014. Pada Agustus lalu, seorang reporter BBC, Secunder Kermani, berhasil berkomunikasi dengan Abdullah al-Habashi.
Dalam sebuah wawancaranya kepada BBC, Abdullah al-Habashi menyampaikan, keluarganya sudah membujuknya untuk meninggalkan Timur Tengah. Namun, kata Abdullah al-Habashi, dirinya senang berada di Suriah dan tidak akan kembali ke London. Ibu Abdullah al-Habashi lantas merasa terpukul oleh keputusan putranya ini.
Pemerintah Inggris meyakini ada lebih dari lima ratus orang Inggris yang terjebak situasi konflik di Suriah. Kemudian, sekurangnya ada 27 orang Inggris yang menjadi simpatisan ISIS.