REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Laga melawan PSGC Ciamis pada semifinal Divisi Utama Liga Indonesia 2014 yang akan berlangsung Senin (24/11) sore akan menjadi pembuktian bagi Borneo FC. Maklum, sejak babak delapan besar, klub asal Samarinda ini sudah memantik kontroversi.
Hal itu disebabkan peristiwa sepak bola gajah antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang membawa-bawa nama Borneo. Dua klub Jawa itu sama-sama tidak ingin menang gara-gara tidak ingin bertemu dengan klub yang merupakan bentukan dari Perseba Bangkalan itu.
Akibatnya, PSS dan PSIS sama-sama didiskualifikasi. Sebagai gantinya, wakil Grup 1 Divisi Utama di semifinal digantikan oleh PSGC dan Persiwa Wamena.
Sementara itu, di Grup 2 Borneo mesti melakoni laga ulang melawan Persis Solo yang sebelumnya memutuskan WO akibat diintimidasi oleh oknum suporter Borneo.
Awalnya, Komdis PSSI memutuskan laga harus diulang di tempat netral. Namun kemudian Komisi Banding PSSI menganulir keputusan itu setelah pihak Borneo melakukan banding.
Laga pun tetap diulang di kandang Borneo, Stadion Segiri Samarinda. Dengan dukungan penuh suporternya, skuat Pesut Etam sukses membantai Persis dengan skor mencolok enam gol tanpa balas.
Sampai di sini, publik belum terkesan dengan pencapaian Borneo mengingat pada perjalanannya hingga semifinal tim ini terkesan banyak diuntungkan. Apalagi alasan PSS dan PSIS menghindari klub yang dilatih Iwan Setiawan itu hingga kini belum terungkap kebenarannya.
Oleh karena itu laga melawan PSGC di Stadion Gelora Delta Sidoarjo nanti harus dimanfaatkan Danilo Fernando dan kawan-kawan untuk membuktikan kelayakan tim itu menembus semifinal Divisi Utama. Apalagi kemenangan akan membuat Borneo meraih tiket otomatis ke kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) musim depan.
"Kami memiliki modal yang bagus untuk menghadapi PSGC Ciamis. Kami yakin bisa mengatasi PSGC dan lolos ke babak selanjutnya,” ujar Iwan dikutip dari laman resmi klub, Ahad (23/11).
Keyakinan Iwan cukup beralasan. Selain materi pemain yang lebih berkilau dibanding para kontestan semifinal lainnya, lawan yang akan dihadapinya nanti juga jauh dari kondisi ideal.
PSGC sebelumnya sempat membubarkan diri setelah dipastikan tidak lolos ke semifinal. Namun akibat PSS didiskualifikasi, klub asal Jawa Barat itu pun mendapatkan durian runtuh yakni tiket otomatis ke semifinal setelah ditetapkan sebagai juara Grup 1 oleh operator liga.
Meskipun demikian, PSGC tak ingin dianggap remeh meskipun tiket ke semifinal diperoleh secara cuma-cuma. "Kami akan berjuang semaksimal mungkin. Mudah-mudahan kami menjadi satu-satunya tim dari Jawa Barat yang mampu lolos ke ISL," ujar manajer PSGC, Herdiat, lewat laman resmi PSGC.
Sementara itu, pada partai semifinal lain juara Grup 2, Martapura FC, akan menantang runner up Grup 1, Persiwa Wamena. Sama seperti PSGC, Persiwa juga memperoleh tiket gratis ke semifinal setelah PSIS didiskualifikasi karena peristiwa sepak bola gajah.
Meskipun Persiwa hanya berstatus sebagai pemain pengganti, Martapura FC tidak ingin meremehkan tim asal Papua itu. "Persiwa tetap tim kuat seperpti tim asal Papua lainnya. Laga ini merupakan partai final bagi kami. Kemenangan adalah harga mati," ujar pemain Martapura, Isnan Ali.