Senin 24 Nov 2014 03:50 WIB

Demi Energi Terbarukan, Cina Butuh 1.000 Reaktor Nuklir

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Bayu Hermawan
China's President Xi Jinping bows after speaking at a news conference for the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Summit at the International Conference Center in Yanqi Lake, north of Beijing, November 11, 2014.
Foto: Reuters/Goh Chai Hin
China's President Xi Jinping bows after speaking at a news conference for the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Summit at the International Conference Center in Yanqi Lake, north of Beijing, November 11, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina membutuhkan setidaknya 1000 reaktor nuklir, 500 ribu kincir angin atau 50 ribu solar sistem untuk menciptakan energi yang ramah lingkungan dan memerangi perubahan iklim.

Presiden Cina Xi Jinping pada pekan lalu telah sepakat dengan Presiden Amerika Barack Obama untuk melakukan perubahan yang ekstrem di bidang lingkungan. Seperti diketahui, Cina merupakan salah satu negara yang cukup bermasalah dengan polusi udara.

Pada hari-hari menjelang  KTT APEC pekan lalu, pabrik di Cina sengaja di tutup agar produksinya tidak mengganggu tamu-tamu negara.  Di ibukota, 141 perusahaan diminta untuk mengurangi produksi dari 3 November hingga 11 November.

Xi berkomitmen untuk memangkas emisi karbon pada tahun 2030 dan beralih ke sumber energi terbarukan. Komitmen ini mengharuskan Cina memproduksi energi nuklir 67 kali lebih banyak,  30 kali lebih banyak energi surya dan sembilan kali lebih banyak dari kincir angin di tahun ini. Jumlah ini setara dengan seluruh kapasitas pembangkit di AS saat ini.

"Lingkungan kita sedang menghadapi tekanan dan kita harus mengembangkan energi bersih," ujar Liang Zhipeng, wakil direktur energi baru dan terbarukan seperti dilansir Bloomberg.

Berdasarkan perkiraan Badan Energi Internasional, kebutuhan listrik di Cina diperkirakan akan meningkat 46 persen pada tahun 2020 dan dua kali lipat pada tahun 2030. Hal ini menjadi pekerjaan rumah lantaran saat ini sumber energi di Cina tergantung pada batubara, yang notabene menghasilkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan polusi.

Untuk menyediakan energi terbarukan, Cina akan menghabiskan 4,6 triliun Dollar untuk meng-upgrade industri energi pada 2040. Pembuatan rekatot nuklir dan energi terbarukan membutuhkan investasi sebesar 1,77 triliun Dolar, dan hampir setara 79 persen dari semua pendanaan pembangkir litrik yang dibangin di Cina saat ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement