REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai NasDem tidak terlalu mengubris hasil survei dari LSI-Denny J.A. yang menyatakan bahwa pamor pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla merosot drastis pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem Johnny G Plate mengatakan, menaikan harga BBM memang merupakan kebijakan yang tidak populis. Siapapun presidennya, pasti akan mengalami penurunan pamor jika menaikan harga BBM.
"Namun hal ini hanya sementara, NasDem yakin popularitas pemerintahan Jokowi-JK akan naik kembali," ujarnya, Ahad (23/11).
Johnny melanjutkan jika masyarakat sudah merasakan pengalihan subsidi dari BBM ke bidang lain, maka pamor pemerintahan Jokowi-JK pasti akan kembali naik. Menurutnya saat ini tidak masalah pamor pemerintahan menurun, asalkan kebijakan yang diambil oleh pemerintah benar dan pro rakyat.
"Elektabilitas turun tidak masalah yang penting kebijakannya benar. Nasdem yakin kebijakan benar, dan elektabilitas akan naik lagi. Paling sebulan dan ketika masyarakat mengerti bahwa kebijakan itu pro rakyat, maka akan kembali lagi," jelasnya.
Seperti diketahui, LSI-Denny J.A merilis hasil survei yang menyatakan pamor pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla merosot drastis dalam sebulan masa kerja karena kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Berdasarkan hasil survei quick poll yang dilakukan pada 18-19 November 2014 melalui random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia, kepuasan publik terhadap kepemimpinan Jokowi merosot hingga tinggal 44,94 persen.