REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Aksi geng motor di Kota Bandung semakin brutal. Bahkan mereka, berani menyerang Gedung Sate yang merupakan kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat pada, Minggu dini hari (23/11) pkl. 02.00 WIB. Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Kepala Biro Humas, Protokol dan Umum R Ruddy Gandakusumah mengharapkan pengusutan tuntas terkait penyerangan yang menyebabkan kerusakan dua pos Satpam.
''Kami berharap ada tindakan tegas dari pihak berwenang terkait tindakan anarkis perusakan pos satpam Gedung Sate,'' ujar Ruddy.
Menurut Ruddy, kejadian ini harus diproses secara hukum karena barang buktinya sudah lengkap. Yakni, berupa rekaman CCTV, kondisi POS keamanan yang pecah kaca serta TV LCD yang rusak akibat pelempaaran batu menggunakan ketapel. Ia berharap, kejadian ini tidak terulang lagi khususnya perusakan fasilitas pemerintah. "Kalau terhadap fasilitas pemerintah mereka berani melakukan pengrusakan apalagi fasilitas umum lainnya," katanya.
Oleh karena itu Ruddy berharap aparat keamanan dapat membantu menuntaskan kasus ini. Jika kejadian ini diabaikan, dikhawatirkan pelaku akan balas dendam dan mengerahkan rekan-rekannya lebih banyak lagi, untuk melakukan perusakan Gedung Sate dan atau fasilitas negara lainnya.
"Kasus Ini harus diproses agar memberikan efek jera bagi pelaku perusakan fasilitas negara," katanya.
Dikatakan Ruddy, saat ini Gedung Sate merupakan ikon Jawa Barat. Jadi, gedung bersejarah ini oleh Pemprov Jabar dirawat dan terbuka untuk umum. Bahkan, sering kali pihaknya menerima kunjungan ke Gedung Sate. ''Namun dengan kejadian ini bukan tidak mungkin kita harus meningkatkan pengamanan," katanya.
Ruddy berharap, aparat keamanan dapat membantu menuntaskan kasus ini. Ruddy menjelaskan, kejadian ini berawal dari peneguran empat motor berboncengan tak dikenal yang menumbangkan kerucut lalu lintas (traffic rubber cone) pengamanan jalan di sekitar Gedung Sate tepatnya di Jl Cimandiri oleh Satpam yang bertugas di Pos 3. Kawanan ini, lantas bereaksi dengan memecahkan kaca Pos 3 dan Pos 4 dengan menggunakan ketapel dengan batu sekitar taman di Jl Cimandiri. Akibat pelemparan tersebut, kaca di dua pos tersebut pecah dan bolong sebesar kepalan tangan.