Senin 24 Nov 2014 16:56 WIB

Salam Dua Ribu, Jokowi Penipu!

Rep: C54/ Red: Winda Destiana Putri
Meme sindiran tentang kebijakan kenaikan harga BBM oleh Presiden Jokowi
Foto: Foto meme dari akun @ridwanfan
Meme sindiran tentang kebijakan kenaikan harga BBM oleh Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Demonstrasi kelompok mahasiswa menolak kenaikan harga BBM di Surabaya belum juga surut. Hari ini, Senin (24/11) kelompok mahasiswa kembali turun ke jalan mendesak dibatalkannya kebijakan penaikan BBM oleh pemerintah.

Massa mahasiswa yang berhimpun dalam Aliansi Kepedulian Mahasiswa Surabaya menggelar aksinya di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura, Surabaya. Sekitar 50 massa dari sejumlah organisasi tersebut mendesak Ketua DPRD Jawa Timur memberikan pernyataan sikap menolak kenikan harga BBM.

Mereka bergiliran berorasi, di antaranya  menyuarakan kecaman terhadap Presiden Joko Widodo yang dianggap telah menghianati kepercayaan rakyat. "Salam Dua Ribu, Jokowi Penipu!," teriak salah seorang orator di hadapan barisan massa aksi.

Beberapa perwakilan pengunjuk rasa sempat diterima masuk ke Gedung DPRD. Sayang, mereka gagal mendapatkan pernyataan sikap penolakan DPRD seperti yang mereka tuntut. Selain berorasi, massa meneriakan yel-yel aksi serta menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Mereka juga membentangkan spanduk, bertuliskan 'Salam 2000, Cabut Kenaikan BBM dan Hentikan Kekerasan Aparat terhadap Gerakan Rakyat'. Selain itu, mereka juga membentangkan poster, di antaranya bertuliskan 'Jokowi Munafik', 'Salam Gigit Jari' dan lain sebagainya.

Juru bicara massa aksi Heri Setiawan menyampaikan, pencabutan subsisi BBM adalah tindakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Hal tersebut, menurut Heri, tidak logis mengingat potensi kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah.

Menurut Heri, subsidi merupakan hak rakyat. Berbabagai bantuan sosial, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Sejahtera (KIS) dan lain sebagainya, merupakan kewajiban pemerintah. "Semua wajib diberikan pemerintah, tanpa harus menarik subsidi BBM," ujar Heri.

Heri menyampaikan, demonstrasi penolakan BBM oleh mahasiswa di Surabaya akan terus dilakukan selama pemerintah belum membatalkan kenaikan harga BBM. "Kami menjawab tantangan JK bahwa aksi mahasiswa akan selesai dalam satu-dua minggu," kata Heri.

Diawali pukul 14.00, aksi ditutup sekitar pukul 15.30. Hingga diakhiri, aksi demonstrasi mahasiswa berjalan tertib dalam pengawalan puluhan aparat kepolisian bersenjata gas air mata.

Aliansi Kepedulian Mahasiswa Surabaya (AKMS) terdiri dari sejumlah organisasi mahasiswa, yakni Front Mahasiswa Nasional (FMN) Surbaya, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UPN Surabaya, BEM Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Surabaya, LSI dan Dakmu UPN.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement