Senin 24 Nov 2014 18:57 WIB

Pembatasan Aktivitas, ini 11 Lokasi Parkir Gedung Bagi Pemilik Motor

Rep: C07/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas kepolisian memberikan sosialisasi tentang pengalihan arus lalu lintas saat hari pengumuman rekapitulasi suara Pilpres 2014-2019 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/7). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petugas kepolisian memberikan sosialisasi tentang pengalihan arus lalu lintas saat hari pengumuman rekapitulasi suara Pilpres 2014-2019 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/7). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA - Pemerintah Provinsi DKI melakukan pembatasan kegiatan kendaraan roda dua di beberapa lokasi di Jakarta. Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit mengaku telah melakukan perjanjian kerja sama dengan pengelola gedung untuk menyediakan lahan parkir bagi para pengendara sepeda motor.

Gedung yang menyediakan lahan parkir adalah Gedung Jaya, Gedung Bank Dagang Negara (BDN), Djakarta Theatre, Sarinah, Gedung BII, Gedung Oil, Plaza Permata, Gedung Kosgoro, Hotel Pullman atau Wisma Nusantara, Grand Indonesia, dan The City Tower.

"11 tempat itu bisa menampung 9.318 mobil dan 5.128 unit sepeda motor," ujar Benjamin, saat dihubungi, Senin (24/11).

Ia menambahkan, Dishub juga akan mengoptimalkan penggunaan lapangan eks IRTI Monas dan lahan parkir Carrefour Harmoni.Sementara itu, untuk tarif parkir yang akan dibebankan, bergantung pada kebijakan masing-masing pengelola gedung.

"Untuk sementara masih disesuaikan dengan tarif parkir yang berlaku setempat," ujar Benjamin.

Ia pun berharap setelah pengendara memarkirkan kendaraannya di lahan parkir, berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Rencananya Pemprov DKI akan membeli sebanyak 70 unit bus tingkat gratis untuk mendukung kebijakan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement