REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Borneo FC lolos ke final Divisi Utama Liga Indonesia setelah menang 3-1 dalam adu penalti melawan PSGC Ciamis di Stadion Delta, Sidoarjo, Senin (24/11) malam WIB. Sayangnya, muncul isu suap pemain dari salah satu pihak tim kesebelasan jelang partai semifinal untuk mendapatkan tiket ke ISL.
Bahkan hal itupun dialami juga oleh beberapa orang pemain PSGC Ciamis saat akan menjalani laga semifinal melawan Borneo FC. Kronologis adanya dugaan dari pihak yang akan berusaha menyuap beberapa pemain PSGC pun terjadi setibanya tim di hotel tempat menginap.
"Adanya upaya penyuapan kepada pemain sudah saya dengar sebelum keberangkatan kami ke Sidoarjo ini," ujar pelatih PSGC Ciamis Heri Rafni Kotari, dilansir dari akun Twitter resmi klub, @PSGC_Ciamis.
Makanya ,lanjut dia, sesampainya di hotel ini usai rehat seluruh alat komunikasi pemain dikumpulkan dan para pemain tidak diperkenankan menggunakanya selama di Sidoarjo ini. "Hal itupun tentunya atas kesepakatan bersama untuk mengantisipasi dari seseorang ataupun kelompok yang akan berusaha menyuap, "menekan"melalui selulernya," jelas Heri.
Dugaan akan adanya usaha penyuapan ke tubuh pemain PSGC-pun benar adanya dimana saat para pemain rehat dan keluar hotel untuk membeli sekedar keperluan pribadi ada seseorang yang berusaha akan menyuap beberapa pemain supaya tidak bermain optimal dan memberikan kemenangan kepada tim lawan dengan iming-imingi sejumlah uang.
"Dalam hal ini kita tidak menuduh salah satu pihak,namun yang jelas dugaan upaya penyuapan kepada pemain kami sempat terjadi seperti halnya kepada kiper M.Irpan,pemain asing Morris Power dan juga bek Dedeyan,namun demikian anak-anak langsung menolaknya dan melaporkan kepada kami, " jelas Heri.
Upaya penyuapan itu sendiri dialami pemain asing Morris Power yang mana kronolgisnya saat dia keluar dari hotel untuk membeli keperluan pribadi ke salah satu mini market. "Saat aku bersama Linkers hendak membeli keperluan pribadi ada seseorang berbadan tinggi besar menghampiri seolah-olah sudah kenal dekat," ujar pemain asing Morris Power.
Kemudian lanjutnya,terus mengajak aku bicara,bahkan pembicaraanyapun mengarah pada pertandingan yang akan dijalani. "Dia menjanjikan akan memberi ratusan juta rupiah,asal pada laga nanti kita tak bermain maksimal hingga memberikan kemenangan kepada lawan," ujar Morris Power yang fasih berbahasa Indonesia.
Dari situ, ia cepat-cepat saja beranjak dan melaporkan hal ini semua kepada pelatih kiper Edy Rosadi. Upaya penyuapan pun dialami kiper M Irpan yang mana kronologis semua itu hampir sama seperti apa yang alami Morris Power.
"Aku bertemu dengan seseorang yang ciri postur tubuhnya persis seperti yang dikatakan Morris Power, bertingkah seakan sudah kenal dekat," kata penjaga gawang M Irpan.
Selanjutnya,dia mengiming-imingi sejumlah uang yang nilainya sampai seratus juta rupiah dengan catatan bermain tidak maksimal dan memberikan kemenangan terhadap lawan. "Dari situ aku langsung bernjak ke hotel dan langsung laporkan kepada Head coah Heri Rafni Kotari dan pelatih kiper Edy Rosadi," kata Irpan.
Upaya penyuapan seseorang kepada pemain PSGC-pun semakin jelas bahkan pihak PSGC menemukan langsung pelaku yang terindikasi akan menyuap esok harinya.
"Adanya laporan dari anak-anak,malam itu juga semua pemain di "karantina" agar tidak keluar hotel dan kami berjaga semalaman untuk mengantisipasi "tamu tak diundang," jelas Heri Rafni Kotari.
Pada Ahad (23/11) pagi, lanjut Heri, untuk mengantisipasi penyuapan yang akan merusak pemain PSGC usai makan pagi seluruh skuat di kumpulkan diruang lobi hotel. "Kami memberikan penjelasan seputar apa yang telah terjadi semalaman dan beruntung diantara pemain yang akan disuap dengan uang ratusan juta rupiah itu ditolak mentah-mentah,"ujar Heri.
Belum juga usai meeting, lanjut dia, satpam hotel menghampirinya dan mengatakan dia disuruh seseorang yang ingin menemui pemain PSGC yakni Dedeyan dan menunggu di tempat makan Mc Donald seberang hotel.
"Kecurigaan akan pelaku penyuapan semakin dekat dan kita sepakat Dedeyan menemui dia dengan kita ikuti, official tim pak Erwan juga ikut bersama Edy Rosadi," jelas Heri.
Sesampai di tempat makan Mc Donald, seseorang yang dicuragai akan menyuap pemain PSGC pun nampak.
"Tak pelak saat itu juga aku dan dia adu mulut bahkan saya sendiri nyaris memukulnya, bahkan Edy Rosadi-pun sempat mencekram, menarik dan memukul namun hanya menyerempet pada sasaran, hingga keributanpun terjadi yang pada akhirnya satpam melerainya," jelas Heri.
Suasana sedikit mereda si pelaku yang dicuragai tersebut itu akhirnya meminta maaf namun demikian dia tetap tak mengakui akan mencoba menyuap pemain PSGC. "Saya sempat ingat dia itu mantan pemain sepak bola juga dan saat ini dikenal sebagai "agen" suap dari Bandung," ujar Heri