REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu kristenisasi kembali mencuat kali ini di kawasan Sentul, Jawa Barat. Menurut Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Albertus Patty, secara umum cara pemuka agama Kristen berdakwah tidak bisa disamakan dengan kristenisasi dalam pemahaman demikian.
"Setidaknya, ada dua paradigma penginjilan, dakwah dalam agama Kristen," ungkap Albertus Patty via sambungan telepon kepada Republika, Selasa (25/11) di Jakarta.
Pertama, Albertus menyebutkan, paradigma sorgawi. Yakni, pandangan dakwah penginjilan yang mementingkan urusan ukhrawi.
Artinya, kalangan pemuka Kristen yang berparadigma demikian, kata Albertus, sering kali mengutamakan misi untuk memperbanyak jumlah penganut agama Kristen. Kalangan tersebut pun cenderung bersikap eksklusif.
Albertus menjelaskan, ini merupakan paradigma lama yang dewasa ini hanya dipakai oleh kelompok-kelompok kecil gereja Kristen di Indonesia.
Albertus Patty lantas mengakui, kalangan pemuka Kristen yang berparadigma pertama, bahkan sampai menimbulkan gesekan bagi umat Kristen sendiri. Sebab, kata Albertus, kalangan tersebut kerap membujuk kepada sebagian umat Kristen untuk pindah gereja.
Lantas, mereka diarahkan untuk masuk ke dalam jamaatnya. Hal inilah, ujar Albertus, yang cenderung membuat takut umat Kristen sendiri, yang masih bertahan dengan gereja masing-masing.
"Istilahnya, rebutan anggota. Sebab di dalam agama Kristen sendiri ada banyak gereja," kata Albertus Patty.