REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Tiga warga negara Indonesia yang menjadi korban ledakan tambang batubara di Silantek, Pantu Sri Aman, Kuching, Serawak, Malaysia diterbangkan ke sejumlah rumah sakit di semenanjung Malaysia dengan kondisi masih kritis.
Mereka adalah Triono yang dipindahkan ke rumah sakit Poli Terengganu, Mohd Zainuddin ke rumah sakit umum Sains, Kota Bahru, Kelantan dan Abdul Salam ke hospital Sungai Buloh, Selangor.
Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono, kepada ANTARA di Kuala Lumpur, Selasa menjelaskan ketiganya dipindahkan dalam keadaan koma dan telah diterbangkan dengan pesawat Hercules milik Angkatan Udara dan didampingi oleh tim medis dari Serawak.
"Ketiga korban yang dipindahkan tersebut, kami akan beri perhatian penuh dan terus memantau perkembangannya sekaligus bekerja sama dengan pihak rumah sakit yang bersangkutan," ungkap Hermono.
Sedangkan lima korban WNI lainnya yang cidera dalam kejadian ledakan tersebut masih dirawat di rumah sakit Kuching, Serawak karena keadaannya masih bisa ditangani di rumah sakit tersebut.
Sebelumnya diberitakan bahwa ledakan di tambang batu bara tersebut menyebabkan tiga korban tewas yang semuanya adalah pekerja asing dari Myanmar, Korea Utara dan Indonesia. Korban tewas dari Indonesia adalah Kardianto berusia 38 tahun.
Hermono menjelaskan jenazah Kardianto saat ini tengah diotopsi oleh pihak kepolisian Malaysia.
"Sampai saat ini, kami belum dapat kabar hasil otopsi untuk Kardianto tersebut," ujarnya.
Sementara itu, penyebab ledakan masih terus ditelusuri namun ada dugaan berasal dari percikan api pada kipas angin yang rusak.
Ketua Polisi Daerah Sri Aman, Deputi Superintendan Mat Jusoh Mahamad menjelaskan percikan api itu terjad di kawasan 451,6 meter dari pintu masuk dan menimbulkan ledakan serta api dengan jarak mencapai 60 meter di dalam terowongan.
Ledakan di lokasi tambang tersebut adalah untuk kali kedua dalam tiga tahun terakhir ini dan ledakan terakhir terjadi di pertambangan batu bara Lucky Hill, Abok, Pantu, Serawak yang menewaskan tiga warga negara Cina.