Selasa 25 Nov 2014 18:39 WIB

Produksi Listrik Indonesia per Kapita Masih Terendah

Rep: CR05/ Red: Winda Destiana Putri
Listrik
Foto: commons wikimedia
Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi listrik Indonesia perkapita masih terendah ketimbang negara tetangga. Kondisi tersebut juga tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan listrik dalam negeri.

"Masih jauh dibanding negara lain. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun menggerakkan industri juga tidak cukup," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago di Ritz Carlton Jakarta, Selasa (25/11).

Dikatakan lebih lanjut, di sektor energi sudah dilakukan evaluasi. Persoalan yang cukup serius adalah soal perizinan. "Rencana-rencana pembangunan listrik banyak terkendala karena perizinan yang berbelit, diundur-undur panjang," katanya.

Karena itu, Presiden, harus serius menyikapi ini dengan cara mengumpulkan stakeholders terkait.

"Soal pendelegasian, kesalahpahaman, ketidakjelasan atau multitafsir perundangan, kewenangan direksi, hubungan gubernur dan bupati serta masalah-masalah pemerintah lainnya harus diperbaiki," katanya.

Dia menambahkan, adapun pemerintah akan mempercepat realisasi program tambang tidak hanya sumber energi tetapi juga diikuti pembangunan kawasan-kawasan industri baru.

"Sudah dicanangkan juga kawasan-kawasan industri baru dan yang akan dibangun diutamakan tidak jauh dari pembangunan listrik dan tambang," tambahnya.

Pembangunan kawasan industri ditambahkan dia, menjadi prioritas dikarenakan ekonomi industri memberikan ketahanan yang berbasis nilai tambah.

"Indonesia harus mengejar kembali sektor industri yang semakin tahun semakin kecil kontribusinya terhadap Product Domestic Bruto (PDB)," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement