REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan meniru Singapura sebagai contoh untuk membenahi masalah tata ruang di Jakarta. Saat ini Jakarta masih memiliki setumpuk masalah sosial terutama Banjir dan Kemacetan.
Pengamat Tata Ruang Yayat Supriyatna berpendapat sebelum membangun fisik kota Jakarta Pemerintah Provinsi harus membangun budaya dan mental masyarakatnya terlebih dahulu.
"Dan itu tidak bisa setahun dua tahun untuk membangun budaya, bisa sampai sepuluh tahun," kata Yayat saat Republika menghubunginya Rabu pagi (26/11).
Dan yang paling utama kata Yayat untuk membangun sebuah kota yang mirip dengan negara tetangga itu, Pemprov harus menyamakan persepsi dan mengajak semua lapisan masyarakat untuk membuat program dan mimpi yang sama untuk membangun Jakarta seperti Singapura.
"Kalau Pak Ahok ingin Jakarta seperti di Singapura. Buat program yang sama ajak tokoh-tokohnya belajar ke Singapura biar tahu, bukan untuk jalan-jalan. Atau orang Singapura suruh datang ke Jakarta untuk mengajarkan," ujarnya.
Selain itu kata Yayat, mantan Bupati Bangka Belitung itu harus membuat aturan yang tegas dan sanksi yang tinggi. Karena Singapura bisa disiplin karena menerapkan saksi tegas terhadap warganya yang tidak disiplin.
"Yang penting satu penyakit korupsinya dihilangkan dan buat kepemimpinan yang kuat. Kalau kepemimpinannya kuat baru Jakarta bisa mirip Singapura," katanya.
Jadi kalau Ahok belum bisa menyamakan persepsi serta mimpi bersama dan belum membuat aturan yang tegas dan sanksi yang tinggi bagi warganya, maka Jakarta belum bisa dibuat seperti Singapura.