REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU--AMenteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti meminta Provinsi Bengkulu membangun "break water" (pemecah ombak) di sejumlah lokasi sepanjang pantai di Kota Bengkulu.
"Setidaknya disusun batu-batu sepanjang 40 meter ke tengah pantai, sehingga ombak pecah di tengah, kalau 'break water' seperti ini (tembok yang dibangun sepanjang pinggir pantai) ini biaya mahal dan cepat rusak," kata Menteri saat berkunjung ke Bengkulu, Rabu.
Menurut Susi, banyak keuntungan yang bisa dirasakan daerah dan masyarakat terkait pembangunan pemecah ombak.
"Yang pertama, ombak tidak sampai ke bibir pantai seperti sekarang (sudah dekat dengan pemukiman warga), sekarang kita lihat tidak ada tanah yang tersisa, sudah laut semua sampai ke pinggir," katanya.
Kalau ada pemecah ombak, kata Menteri, akan menambah jumlah daratan karena gelombang laut pecah di tengah, bukan di bibir pantai.
"Selain itu, 'break water' juga bisa dimanfaatkan oleh nelayan untuk menambatkan kapal, kalau kondisi seperti saat ini nelayan harus berenang menuju tempat kapal ditambatkan," ucapnya.
Susi mengajak seluruh masyarakat setempat gotong royong memindahkan sejumlah batu yang ada di bibir pantai untuk pembagnunan pemecah ombak sementara.
"Kalau saya jadi warga Bengkulu, sebelum dibangun 'break water' oleh pemerintah, saya akan susun ini batu untuk pemecah ombak, kalau menunggu anggaran, tanggul yang sekarang (sudah ada) keburu rusak," katanya.
Susi mengungkapkan hal tersebut saat berkunjung ke lokasi perkampungan nelayan Bengkulu, di Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu.
Dia ke Bengkulu mendampingi Presiden RI, Joko Widodo yang menggelar kunjungan ke sejumlah lokasi di provinsi itu, yakni ke perkampungan nelayan, pembagian Bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kantor Pos Bengkulu serta ke Pasar Tradisional Panorama.