REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang akhir November 2014 intensitas hujan di wilayah Kota Yogyakarta diperkirakan semakin meningkat. Peningkatan intensitas akan semakin memuncak pada Desember 2014 hingga Januari 2015 mendatang.
Karenanya untuk antisipasi evakuasi terjadinya bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menambah peralatan evakuasi dan penyelamatan bencana.
"Pada Januari diperkirakan akan terjadi puncak musim penghuan sehingga ancaman banjir dan longsor semakin tinggi," ujar Kepala BPBD Kota Yogyakarta, Agus Winarta, Rabu (26/11).
Menurutnya Pemkot Yogyakarta mengalokasikasikan senilai Rp 760 juta untuk pengadaan peralatan evakuasi bencana tersebut. Kini pengadaan sedang dalam tahap proses lelang secara elekronik.
“Sebenarnya di wilayah peralatan sudah ada, tapi masih kurang. Rencananya tambahan peralat evakuasi ini akan dibagikan ke wilayah, sehingga akan memudahkan penanganan jika sewaktu-waktu ada bencana,” katanya.
Pengadakan peralatan evakuasi dan penyelamatan bencana ini di antaranya berupa pompa penyedot air, chin saw atau senso gergaji mesin, peralatan tali kartamantel dan karabiner.
Selama ini kata dia, peralatan itu sudah ada di wilayah di kecamatan. Namun jumlahnya hanya satu-satu. Termasuk di Kantor BPBD Kota Yogyakarta juga disiagakan peralatan evakuasi bencana tersebut. “Mesin pompa penyedot selama ini diandalkan saat ada banjir atau luapan air sungai ke pemukiman warga,” ujarnya.
Sedangkan senso digunakan untuk membersihkan pohon tumbang. Mengingat selama ini saat angin kencang atayu banjir ada pohon atau kayu yang menghalangi aliran. Sementara peralatn tali dan lainnya untuk membantu memudahkan evakuasi saat terjadi bencana.
Menurutnya pengadaan peralatan evakuasi bencana baru dilakukan mendekati akhir tahun karena peralatn itu relatif mudah didapat. Waktu lelang pengadaan diperkirakan selesai dalam dua minggu ke depan. Setelah selesai akan didistribusikan ke wilayah. “Penambahan peralatan ini sejalan dengan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan,” katanya.