Rabu 26 Nov 2014 18:35 WIB

Pembagian Dana PSKS di Bekasi Ricuh

Rep: C79/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga antre mencairkan dana Program Simpanan Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kantor Pos, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (26/11).
Foto: ANTARA
Warga antre mencairkan dana Program Simpanan Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kantor Pos, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ribuan warga mendatangi Kantor Pos Pusat Kota Bekasi untuk mencairkan dana bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), Rabu (26/11).  Menurut pantauan Republika di lokasi tersebut, karena terlalu banyaknya warga yang mengantri, petugas setempat kemudian menerapkan sistem buka-tutup pintu gerbang pendaftaran.

Beberapa warga yang tidak bisa masuk terdengar berteriak-teriak kepada petugas meminta dibukakan pintu. Salah satu warga bernama Iyun mengeluhkan kondisi antrian yang tidak teratur. Perempuan yang datang sambil menggendong anaknya itu merasa sistem pembagian bantuan saat ini lebih buruk dibandingkan tahun lalu.

"Tahun kemarin tidak ada desak-desakan seperti ini, pintu gerbang tidak ditutup dan kami langsung masuk dalam antrean. Tapi sekarang semuanya dorong sana dorong sini, bahkan tadi sempat ada yang pingsan" kata Iyun, Rabu (26/11).

Warga asal Desa Srimukti ini mengaku telah datang ke kantor pos semenjak siang, Iyun pun akhirnya baru bisa masuk setelah menunggu sekitar tiga jam. Namun, perjuangan Iyun untuk mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 400 ribu bukan hanya sampai disitu.

Setelah petugas membuka pintu gerbang, Iyun bersama warga lainnya langsung menyerbu meja pendaftaran sehingga membuat petugas yang melayani terlihat kewalahan. Bahkan salah satu petugas pos beberapa kali menggebrak meja pendaftaran meminta semuanya tertib dan berbaris dengan teratur.

"Sabar-sabar!!! semua kebagian. Tolong dibuat dua baris dan mundur sedikit, jangan dorong-dorongan," teriak salah satu petugas.

Humas Polsek Bekasi Timur, Niur juga turut membantu petugas pos untuk menertibkan warga yang mulai melancarkan aksi saling dorong. Petugas pun langsung mengamankan beberapa warga yang sudah lanjut usia untuk dibawa ke depan dan diberikan tempat duduk.

"Dari pagi ya seperti ini, setiap kali pintu gerbang dibuka kericuhan selalu tidak terbendung. Namun, setelah beberapa lama kami bisa menguasai keadaan dan mengatur warga," ujar Niur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement