Rabu 26 Nov 2014 18:50 WIB

Pelaku Pariwisata Semarang Dinilai Kurang Terkoordinasi

Stasiun Tawang Semarang
Foto: mysemarang.com
Stasiun Tawang Semarang

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Para pelaku pariwisata di wilayah Jawa Tengah, terutama Kota Semarang dinilai masih kurang terkoordinasi dan seolah olah masih bekerja sendiri-sendiri.

Hal tersebut diakui Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah, Joko Suratno, Rabu (26/11) "Selama ini, masing-masing dari mereka (pelaku pariwisata, red.) seolah-olah bekerja sendiri-sendiri tanpa saling terkoordinasi," kata Joko.

Hal tersebut diungkapkannya usai diskusi bertema "Integrasi Event Seni dan Budaya di Kota Semarang" yang diprakarsai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang di kompleks balai kota.

Padahal, kata dia, koordinasi di antara para pelaku pariwisata, termasuk di Kota Semarang merupakan salah satu pendorong pengembangan potensi kepariwisataan yang ada di suatu daerah.

Menurut dia, sebenarnya pemerintah daerah, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki peran sebagai fasilitator bagi segenap "stakeholder" untuk mengembangkan potensi kepariwisataan.

"Di sinilah peran pemda, terutama Disbudpar untuk menjadi fasilitator. Bagaimana setiap even yang dibuat di Kota Semarang dapat memancing wisatawan datang dan menghabiskan uangnya di sini," katanya.

Yang terpenting, kata dia, setiap even wisata yang dibuat haruslah memiliki kualitas, keunggulan, dan ciri khas yang membedakan dengan daerah-daerah lainnya, serta inovasi produk.

"Contohnya, lihatlah pementasan Tari Barong atau Tari Kecak di Bali yang mampu dijual dan selalu dicari wisatawan. Saya yakin Semarang bisa, misalnya ritual Sesaji Rewanda, dan sebagainya," pungkas Joko.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement