REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan rasio kredit macet (NPL) mencapai 4,13 persen pada kuartal III 2014 dinilai tidak begitu berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Pada kuartal III 2014 NPL naik dibanding periode yang sama pada 2013 yang mencapai 3,46 persen.
Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria, mengatakan BRI sampai saat ini tidak menaikkan suku bunga UMKM. Sebab, kondisi makro ekonomi seperti kenaikan harga BBM dan kenaikan BI rate sudah diperkirakan sebelumnya.
"Ya kita lihat situasinya nanti. Tapi sampai akhir tahun 2014 BRI akan tetap mendorong ekspansi kredit, khususnya kredit umkm," kata Budi saat dihubungi, Rabu (26/11). Namun, pihaknya optimistis total growth tetap sesuai arahan BI dan OJK yang mencapai 15-17 persen sampai akhir 2014.
BRI juga tidak akan melakukan pembatasan atau mengerem penyaluran kredit. "Penyaluran kredit tetap dilakukan, apalagi untuk UMKM," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Ekonom Standar Chartered Bank, Fauzi Ikhsan, mengatakan peningkatan NPL masih cukup kecil karena masih di bawah level 5 persen. Menurutnya, melambatanya pertumbuhan ekonomi menyebabkan NPL naik.
"Bank akan mengerem pertumbuhan kreditnya kalau suku bunga acuan BI rate naik kalau Fasbinya naik," kata Fauzi di sela-sela acara forum investor Indonesia di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (26/11).
Menurutnya, kenaikan NPL sangat dipicu anjloknya harga komoditas, terutama batubara. Namun, dia memprediksi pertumbuhan kredit sampai akhir tahun masih sesuai arahan BI.
"Masih 15 persen sesuai targetnya BI," tukasnya.