Kamis 27 Nov 2014 08:20 WIB

Mantan Militer Negara Barat Juga Ingin Angkat Senjata Lawan ISIS

Rep: C60/ Red: Julkifli Marbun
Kelompok bersenjata ISIS.
Foto: AP
Kelompok bersenjata ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -– Beberapa hari terakhir, puluhan warga Kanada secara sukarela bergabung dengan kelompok penentang Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).

Pendiri kelompok ini, Ian Bradbury mengatakan, lebih 100 orang telah menghubunginya dan menyatakan kesiapan untuk bergabung dengan pasukan Kurdi sejak Jumat lalu. Di saat yang bersamaan, mantan pasukan infanteri Kanada telah meninggalkan Alberta, sebuah Provisi sebelah barat Kanada menuju Irak dan Suriah untuk melawan ISIS.

“Sejauh ini yang sudah pasti adalah warga Kanada,” ujar Bradbury seperti dikutip di laman Daily Online, Rabu (27/11).

Sementara mantan tentara Inggris, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Norwegia belum bisa dipastikan keberangkatannya. Namun sejauh ini, dia menyatakan bahwa mereka berniat untuk bergabung dengan pasukan Kurdi.

Bradbury juga merespon kedatangan pensiunan Kopral dari the Princess Patricia’s Canadian Light Infantry, Dillon Hillier yang telah tiba di pangkalan militer Kurdi di Irak Utara. Dillon Hillier berangkat untuk bergabung dengan pasukan Kurdi sejak Maret lalu.

“Saya yakin, di luar sana banyak yang berpikir seperti Dillon,” ujar Bradbury.

Dia mengatakan, separuh dari orang yang mendaftar padanya sedang diseleksi. Sementara yang lainnya tidak memiliki kualifikasi.

Namun untuk bergabung dengannya, Badbury memiliki persyaratan. “Mereka harus pernah mendapatkan pelatihan militer dan penempatan. Serta pernah bertugas di lingkungan konflik sebelumnya, dan terbukti mampu menangani tekanan,” ujar Badbury.

Sembari itu, dia sedang melakukan komunikasi dengan militer Kurdi agar menerima bantuan dari orang asing, terutama dalam hal pengembangan seperti pelatihan dan mentoring.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement