REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya mengaku kesulitan untuk mengendus aksi kejahatan geng motor. Untuk itu, Polda Metro Jaya tengah mencari cara efektif untuk mengatasi kasus yang dianggap sebagai kenakalan remaja itu.
"Memang sulit mengendus mereka," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Restu di Mapolda Metro Jaya, Kamis (27/11).
Restu mengatakan upaya pengungkapan kasus geng motor yang dilakukan dengan skala besar, terkadang mudah diketahui oleh anggota geng motor. Bahkan seolah geng motor memiliki 'mata-mata' yang mengawasi gerak gerik polisi.
"Dia punya spy. Jadi kalau razia mereka harus dilakukan secara senyap," katanya.
Restu menambahkan, Ditlantas akan bekerjasama dengan satuan lain untuk mencegah adanya aksi kejahatan geng motor. "Tentu saya rasa Sabhara (Samapta Bhayangkara) paling dominan. Sabhara melakukan upaya apabila ada kekerasan dan Brimob melakukan pengejaran." jelasnya.
Sebelumnya, Ahad (23/11) dini hari, dua orang oknum geng motor membacok Nur Zaman (30) di Jalan H. Nur Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tak hanya itu, dua anggota geng motor ini membacok anggota Yon Zikon TNI AD, Praka Wahyu Adi (31) di Jalan Pertigaan Arundina, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, pada Minggu (23/11).