Melbourne mengalahkan Kota Sydney sebagai kota terbaik bagi mahasiswa internasional di Australia, bahkan menduduki peringkat kedua di dunia. Inilah hasil terbaru dari badan pemeringkat universitas terbaik dunia, atau QS Top Universities.
Melbourne sudah terpilih menjadi kota paling layak huni di dunia selama empat tahun berturut-turut, sejak tahun 2010 oleh Economist Intelligence Unit. Sepertinya inilah yang menjadi daya tarik bagi para pelajar internasional, termasuk dari Indonesia, untuk mengenyam pendidikan di Kota Melbourne.
Kota ini menawarkan banyak hal bagi mereka yang suka berpetualang dan mencoba hal-hal baru. Mulai dari keberadaan perpustakaan-perpustakaan kelas dunia, sejumlah galeri seni dan gedung pertunjukan, lengkap dengan festival-festival yang menampilkan budaya hampir dari seluruh penjuru dunia, yang digelar tahunan.
Setidaknya ada empat indikator yang disurvei oleh QS Top Universities, yakni keberagaman pelajar, hal yang paling disenangi, kepuasan dari perusahaan setelah merekrut lulusan, serta keterjangkauan.
Melbourne mendapatkan angka 100 dalam hal keberagaman pelajar. Di kota ini bisa ditemukan pelajar yang berasal dari hampir seluruh penjuru dunia, tidak hanya sebatas dari kawasan Asia, tapi bisa sejauh Rusia dan Somalia.
Berteman dengan mereka yang berasal dari latar belakang membuat Heny Ayu, mahasiswi asal Indonesia yang sedang menempuh gelar MBA di Monash University, merasa senang belajar di Melbourne.
"Kebanyakan teman aku dari berbagai negara, seperti dari Mexico dan banyak dari negara-negara Amerika Latin. Kita jadi bisa belajar mengenai budaya mereka," ujar Heny yang sudah berada di Melbourne selama setahun.
Menurut Heny aspek keberagaman ini menguntungkan karena bisa menambah banyak pengetahuan soal negara-negara lain, terutama dalam hal bisnis dan ekonomi.
"Kita bisa lebih tahu kalau ternyata bisnis di bidang tertentu lebih bagus dimana," kata Heny belum lama ini.
Heny merasa tidak terlalu sulit untuk bisa berteman dengan mahasiswa dari negara lain, karena kampusnya sering melakukan aktivitas bersama, seperti makan siang bersama, atau kegiatan-kegiatan yang mempromosikan kebudayaan masing-masing negara .
"Yang paling benar-benar menyenangkan adalah festival-festival yang sering digelar di Melbourne, apalagi menjelang musim panas. Festival yang paling terbaik yang pernah saya kunjungi adalah Festival Night Noodle Market, karena lucu... dengan penjual-penjual makanan di taman," jelas Heny kepada Erwin Renaldi dari ABC Internasional.
Berikan kesempatan besar bagi pelajar internasional
Sementara itu, bagi Muhammad Arif, mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil ekonomi politik di University of Melbourne, yang sangat ia nikmati adalah kegiatan-kegiatan bagi para mahasiswa internasional, yang bisa menunjang ilmunya.
"Kesempatan untuk bisa aktif dalam berorganisasi dan bersosialisasi sangat terbuka bagi pelajar internasional," kata Arif yang juga aktif di Perhimpunan Pelajar Indonesia Victoria dan dan ASEAN Students' Council of Australia (ACSA).
"Sebenarnya karena keberagaman yang berada disini, masing-masing individu dan kebudayaan memanfaatkannya melalui kegiatan-kegiatan. Aktivitas bisa dilakukan berbagai kalangan, dengan bergabung klab-klab pelajar di kampus-kampus," kata Arif.
Arif memilih berkuliah di Melbourne karena jaraknya yang relatif lebih dekat dari Indonesia, dengan kualitas pendidikan yang tidak kalah dengan universitas-universitas di Amerika Serikat atau Inggris.
Sementara jika dilihat keterjangkauan, Arif merasa bahwa Melbourne agak sedikit mahal, terutama untuk menyewa akomodasi. Apalagi akomodasi di pusat kota yang dekat dengan kampus University of Melbourne.
Tetapi Arif mengaku banyak pilihan untuk mendapatkan makanan murah. "Jadi tergantung gaya hidup masing-masing," jelas Arif.
Bagi pelajar internasional, dan juga turis, Melbourne seolah tidak ada habisnya menawarkan hal-hal yang sesuai dengan kegemaran tiap orang.
"Saya senang dengan kultur kopi di Melbourne yang menarik, dengan jenis kopi yang banyak. Saya juga mengkoleksi vinyl [piringan hitam], dan disini banyak tempat-tempat untuk menemukan vinyl. Musik dan seni sangat diapresiasi disini. Selain itu juga banyak garage sale yang menawarkan pakaian-pakaian bekas," ujar Arif.
Melbourne berada di peringkat kedua kota terbaik dunia bagi pelajar internasional, mengalahkan kota Sydney berada di posisi keempat. Paris (Perancis) berada di posisi pertama, sementara London (Inggris) di peringkat ketiga dan Hong Kong di peringkat kelima.
Kota-kota lainnya yang masuk peringkat sepuluh besar adalah Boston (AS), Tokyo (Jepang), Montreal (Kanada), Toronto (Kanada), dan Seoul (Kore Selatan).