REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Publikasi besar-besaran mengenai pengungkapan kasus narkoba besar yang biasa dilakukan aparat kepolisian ternyata tidak mengurangi kejahatan narkoba maupun kekerasan lain terkait narkoba. Demikian hasil sebuah studi terbaru yang diselenggarakan di Australia.
Biro Kajian Statistik Kejahatan New South Wales baru-baru ini mengevaluasi dampak dari penyitaan narkoba dalam jumlah besar dan penangkapan para pengedar dan pemakai yang dilakukan sepanjang tahun 2011. Berdasarkan catatan lembaga itu, ternyata tahun 2011 merupakan kasus pengungkapan narkoba terbesar yang pernah terjadi di Australia.
Direktur Biro itu, Don Weatherburn menegaskan penangkapan dan penggerebekan yang dilakukan kepolisian ternyata tidak memengaruhi kejahatan narkoba maupun kasus over dosis narkoba hingga kasus kepemilikan narkoba. "Ketika polisi menunjukan satu meja penuh dengan barang bukti narkoba atau heroin yang berhasil diamankan petugas, kita sering mendengar perkataan kalau narkoba yang disita petugas berhasil dicegah beredar di jalanan sehingga tidak akan ada orang yang mati atau menerita karena narkoba tersebut," kata Dr Weatherburn.
Namun ternyata berdasarkan riset ini diketahui kalau polisi berhasil menyita lebih banyak narkoba, itu karena jumlah narkoba yang beredar di Australia semakin banyak. "Satu-satunya dampak yang kami temui dalam kajian ini adalah adanya kecenderungan ketika operasi penangkapan atau penggerebekan meningkat, maka kasus over dosis pun meningkat dan demikian juga kasus penangkapan pengedar atau pemakai, penggunaan dan kepemilikan juga ikut meningkat," katanya.
Menurutnya temuan ini mengindikasikan kalau jika kepolisian berhasil melakukan penangkapan narkoba dalam jumlah besar, itu artinya semakin banyak narkoba yang masuk ke negara kita, dan bukan justru mengurangi narkoba yang beredar.
Riset yang didanai oleh Dana Riset Penegakan Hukum Kasus Narkoba Nasional ini menyimpulkan dalam beberapa bulan setelah terjadi pengungkapan kasus narkoba besar total jumlah penggunaan heroin, narkoba, kokain atau sabu tidak berkurang dan khusus narkoba sabu justru semakin meningkat.
Meski demikian, riset ini juga mendapati kalau beberapa operasi anti-kokain pada tahun 2010 yang berhasil menyita lebih dari 700kg kokain dalam 3 kali penggerebekan memang memberi dampak positif. "Tiga operasi penggerebekan itu merupakan satu-satunya yang kami ketahui mampu mengurangi kasus overdosis dan penangkapan serta kasus kepemilikan namun menurut saya itu juga hanya bersifat sementara ," Dr Weatherburn.
Dr Weatherburn mengatakan hasil ini tidak berarti penangkapan narkoba yang dilakukan kepolisian tidak berguna dan hanya buang waktu saja. "Riset yang kami lakukan hanya mematahkan asosiasi atau keterkaitan jangka pendek antara operasi penggerebekan narkoba dengan kasus kekerasan akibat narkoba,"katanya.
"Yang lebih penting dilakukan adalah jumlah atau kuantitas narkoba yang disita atau diamankan itu hanya mampu membuat takut para bandar dan pengedar narkoba yang tidak mau dipenjarakan."
"Para pelaku perdagangan narkoba tidak mau terlibat kecuali karena ada keuntungan besar dari bisnis ini dan pada akhrinya itu akan dibebankan pada pemakai dalam bentuk harga yang mahal dan itu akan menekan konsumsi ke bawah.
"Terus terang lebih baik untuk menangkap pengedar narkoba setengah lusin, yang masing-masing memiliki satu kilo, daripada menangkap satu dengan lima kilo narkoba."
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement