Kamis 27 Nov 2014 22:56 WIB

Guru Agama Honorer di Bogor Digaji Rp90 Ribu Perbulan

Rep: C60/ Red: M Akbar
Guru honorer menggelar aksi unjuk rasa (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Guru honorer menggelar aksi unjuk rasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gaji guru madrasah honorer di Pondok Pesantren Fajrus Salam, Karang Tengah, Babakan Madang, Kawasan Sentul, Bogor, hanya Rp 90 ribu perbulan. Untuk mencukupi kebutuah, para guru berharap subsidi dari Pemerintah.

“Perjamnya cuma Rp 5000,” ujar salah seorang pengajar, Dede Budiman, kepada Republika, saat ditemui di kediamannya di kawasan pesantren Fajrus Salam, Bogor, Rabu (26/11).

Dia mengaku mengajar enam jam pelajaran sehingga bayarannya digandakan enam. Selama satu bulan dia hanya berhasil mengumpulkan Rp 30 ribu rupiah.

Dia juga mendapat uang kehadiran, Rp 15 ribu sekali datang ke madrasah. Dalam seminggu dia hadir sekali untuk mengajar enam mata pelajaran sekaligus.

“Sebulan teh dapat Rp 90 ribu,” kata dia, dalam logat Sunda yang kental.

Dia mengaku, ada lima guru yang berstatus honorer dengan gaji Rp 90 ribu perbulan. Dia mengatakan, kelima guru tersebut adalah guru muda.

Hal serupa tidak hanya terdapat di madrasah tempat dia mengajar, namun juga di madrasah lain. “Banyak di tempat lain, apalagi yang lebih pelosok, Suka Makmur, Cibadak, atau yang lain.

Sebab honor pengajar ditentukan kemampuan lembaga untuk memberi upah atas jerih payahnya mengajar. “Kalau madrasah lain yang lebih maju mungkin ada yang Rp 10 ribu perjam,”

Dia menjelaskan, seorang guru bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari tunjangan profesional. Namun ada beberapa syarat yang tidak dapat dipenuhi.

“Syaratnya, jam pelajaran harus 24 jam atau lebih dalam seminggu. Guru itu juga harus terdaftar (di kantor Kementerian Agama tingkat kabupaten),” ujar dia.

Namun, bagi guru yang hanya mengajar selama enam jam dalam satu minggu, tidak bisa mendapatkan tunjangan tersebut, karena tidak memenuhi syarat.

Dalam wawancara terebut, Republika menyampaikan adanya rencana perubahan pengelola Madrasah. Republika menyampaikan rencana Kemenag yang akan membuat Direktorat Jenderal khusus untuk mengelola madrasah.

Mendengar kabar tersebut, Dede menyambut dengan positif. Dia berharap agar rencana itu segera terealisir agar pengelolaan Madrasah lebih baik. Sekaligus perhatian pemerintah terhadap guru madrasah lebih baik lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement