Kamis 27 Nov 2014 23:40 WIB

32 Ribu Hektare Lahan Mangrove Jawa Barat Rusak

Indonesia has 88 species of mangrove. (illustration)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Indonesia has 88 species of mangrove. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Dinas Kehutanan Jawa Barat memaparkan sekitar 32.000 hektare dari 42.000 lahan mangrove di wilayah tersebut mengalami kerusakan yang berlangsung sejak 1970.

"Seluas 32,000 hektare itu terdapat di seluruh wilayah Jawa Barat baik utara maupun selatan. Kerusakannya ada yang rusak berat dan sedang," kata Kepala Bidang Rehabilitas Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Dedy Hadian dalam lokakarya proses pembelajarayan upaya rehabilitas mangrove di Kota Bogor, Kamis (27/11).

Dedy menjelaskan 32.000 hektare lahan mangrove tersebut berada di dalam kawasan hutan sedangkan ada 10.000 hektar lainnya berada di luar kawasan hutan.

Dari 32.000 hektare tersebut, lahan mangrove yang mengalami kerusakan cukup berat sekitar 10.000 hektare, sedangkan di luar kawasan hutan sekitar 2.700 hektare.

Menurut Dedy, ada banyak faktor yang menyebabkan kerusakan kawasan mangrove diantaranya karena pertumbuhan pembangunan, serta ulah manusia yang melakukan penebangan hutan mangrove untuk mendirikan tambak maupun kawasan pertanian.

"Seperti di wilayah Kerawang ada budi daya ikan bandeng. Menurut masyarakat mangrove menimbulkan racun bagi ikan sehingga ditebang, sekarang masyarakat menyesal melakukan penebangan, karena merusak ekologi lingkungan," kata Dedy.

Beberapa daerah lain yang kawasan mangrove mengalami kerusakan parah seperti di Bekasi yang sudah berubah fungsi menjadi perumahan, Muara Gembong, Cikeong dan Indramayu.

Dedy menyebutkan, kerusakan kawasan mangrove berdampak buruk bagi lingkungan, terjadinya abrasi, serta naiknya sanitasi air laut yang akan merugikan masyarakat sekitar.

Ia mengatakan, upaya rehabilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyelamatkan kawasan mangrove telah dilakukan salah satunya melalui program insentif swadaya dimana masyarakat yang melakukan penanaman mendapat insentif.

"Program ini dapat berjalan, hasilnya aksi penyelamatan mangrove terus berjalan. Beberapa kawasan mangrove juga sudah pulih, seperti di daerah Garut dan Indramayu yang sudah mulai bagus," kata Dedy.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement