REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Orang-orang Malaysia menjadi warga paling gemuk diantara penduduk Asia Tenggara dengan kasus obesitas mencapai 45 persen dari jumlah penduduk pada 2013. Hasil kajian jurnal kesehatan Inggris yang dikutip media lokal Berita Harian, Jumat menyebutkan kegemukan rakyat Malaysia juga melebihi persentase global yang hanya sekitar 30 persen.
Penyebab kegemukan masyarakat Malaysia itu dikaitkan dengan pola makan, menggemari kari yang kaya santan, ayam goreng, margarin dan minuman berkrim. Menteri Kesehatan Datuk Seri Dr S Subramaniam mengakui Malaysia menghadapi masalah obesitas akibat budaya makan yang tidak sehat masyarakat di negara ini. Ia mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan peringatan mengenai krisis tingkah laku tidak sehat tersebut.
"Berbagai langkah diambil pemerintah untuk menangani obesitas di kalangan warga, diantaranya dengan mengurangi subsidi minyak goreng dan gula serta mengadakan aktivitas olahraga secara beramai-ramai untuk meningkatkan kesadaran masyarakat," katanya.
"Masalah obesitas jika tidak ditangani lambat laun dikhawatirkan mempengaruhi produktivitas serta perkembangan ekonomi," lanjut dia.
Menurut laporan Institut McKinsey Global, persentase masalah obesitas di kalangan anak-anak Malaysia juga meningkat menjadi 14 persen pada 2008, dibandingkan hanya 10 persen pada satu dasawarsa sebelumnya.
Sementara 2,6 juta penduduk dewasa Malaysia mengalami masalah kencing manis dan jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi 4,5 juta menjelang 2020. Sementara itu ketua sebuah LSM yang melakukan kajian mengenai obesitas, Mohamad Ismail Noor mendukung usaha melarang kedai makanan yang beroperasi 24 jam serta langkah penurunan subsidi minyak goreng dan gula.
"Pemerintah perlu mengambil tindakan tegas dan menyatakan bahwa kedai makan yang beroperasi 24 jam adalah tidak sehat. Tindakan ini perlu dilakukan karena masalah obesitas adalah penyebab segala penyakit," katanya.