REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, dunia maya sempat dikagetkan dengan kabar seorang anak berusia 6 tahun yang dirawat di rumah sakit jiwa.Konon anak tersebut mengalami tekanan mental akibat pemforsiran yang dilakukan oleh orang tuanya.
Seperti yang tersebar dalam berbagai kiriman di media sosial, anak tersebut dikabarkan sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta Timur.
Dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (27/11) kemarin, pihak rumah sakit yang bersangkutan menegaskan bahwa belum ada kabar lebih lanjut mengenai pemberitaan yang ramai di media beberapa waktu silam.
"Sampai sejauh ini kami belum mendapat kabar mengenai hal tersebut. Di tempat kami belum ada informasi mengenai seorang pasien berumur 6 tahun yang mengalami gangguan jiwa," ungkap dirinya.
Dikatakan lebih lanjut memang sebelumnya banyak pihak yang menanyakan kebenaran berita tersebut, akan tetapi ditegaskan olehnya bahwa hal itu tidak benar.
Dihubungi terpisah, melihat kasus yang kini marak di dunia maya tersebut, menggelitik seorang psikolog bagaimana metode mendidik si buah hati.
Menurut Psikolog yang juga Kepala Jurusan di Politeknik Negeri Jakarta, Drs. Mohammad Fauzy M.Psi kepada Republika, Kamis (27/11), dalam usia sedini itu anak tidak seharusnya mengikuti pelajaran tambahan, apalagi yang membutuhkan tenaga fisik yang lebih.
"Pada usia tersebut, kebutuhan anak untuk bermain masih diperlukan. Sangat tidak bijak untuk memforsir kegiatan anak. Ada baiknya, tambahan kegiatan ekstrakurikuler diberikan pada anak usia 7-8 tahun keatas tentunya dengan kegiatan yang menunjang akademiknya di sekolah dan mengindahkan porsinya."
Menurutnya, bukan tidak mungkin dengan tidak adanya waktu bermain, anak-anak akan memiliki tekanan mental sehingga mengganggu tumbuh kembangnya," tutup Kepala Jurusan di PNJ ini.