Jumat 28 Nov 2014 13:10 WIB

Polri Bantah Ada yang Terlindas Water Canon di Makassar

Rep: c82/ Red: Esthi Maharani
Boy Rafli Amar
Boy Rafli Amar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri membantah kabar adanya korban tewas akibat terlindas water canon (mobil penyemprot air) saat pembubaran unjuk rasa di Makassar, Kamis (27/11) malam. Kepala Biro Penerangan Umum Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, korban tersebut tewas karena terinjak.

"Korban tewas karena terinjak saat massa unjuk rasa dibubarkan dengan mobil penyemprot air. Pola lukanya berbeda bila tertabrak oleh water canon, bisa dibuktikan melalui otopsi," kata Boy, Jumat (28/11) pagi.

Menanggapi seringnya aksi unjuk rasa yang berakhir dengan bentrok, Boy mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan Polri untuk mengamankan unjuk rasa. Salah satunya adalah dengan mengumpulkan para rektor perguruan tinggi di Makassar untuk berdiskusi.

"Mudah-mudahan mahasiswa bisa lebih elok dalam mengisi denokrasi ini dengan tidak berunjuk rasa yang tidak anarkis," ujarnya.

Sebelumnya, beredar informasi mengenai terlindasnya seorang warga Pampang Makassar yang diketahui bernama Ari atau Muhammad Arief (18). Namun, kabar tersebut langsung diluruskan oleh Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Komisaris Besar Endi Sutendi.

Endi mengatakan, Arief yang sehari-hari menjadi 'Pak Ogah' atau pengatur lalu ljntas terjebak dalam kerumunan massa saat polisi membubarkan pengunjuk rasa dengan gas air mata dan water canon.

Arief terjatuh dengan keadaan kepala terbentur aspal serta terinjak oleh pengunjuk rasa. Korban pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Sayangnya, korban akhirnya meninggal dunia karena luka yang dialami.

Unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tersebut dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muslim Indonesia Kamis, (27/11) sore.

Saat itu, mahasiswa mencoba menerobos kantor Gubernur Sulawesi Selatan namun dicegah aparat kepolisian. Polisi akhirnya membubarkan demonstrasi tersebut setelah terjadi aksi lempar-lemparan batu.

Dalam kejadian tersebut, lima unit sepeda motor yang diparkir di dalam kampus UMI dan satu pos Satauan Pengamanan dibakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement