Jumat 28 Nov 2014 13:26 WIB

Peneliti di Puslitbang Kementerian PU Dinilai Kurang, Mengapa?

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peneliti Indonesia. Ilustrasi.
Foto: Antarafoto
Peneliti Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Peneliti Utama Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang) Kementerian Pekerjaan Umum Isnugroho menilai, jumlah peneliti yang ada di lembaga tersebut masih kurang. Padahal, sumber daya manusia di Puslitbang penting dalam melakukan proses dan hasil-hasil penelitian di PU berkaitan dengan penyelenggaraan fasilitas publik.

“Minat generasi muda untuk menjadi peneliti itu kurang tinggi, antara peneliti dengan para pelaksana di lapangan dari segi penghasilan masih kalah jauh,” kata dia kepada ROL, Jumat (28/11) di sela-sela acara Seminar Teknologi Penyediaan Iptek, Infrastruktur, Pekerjaan Umum dan Perumahan andal. 

Makanya, lanjut dia, menjadi peneliti adalah panggilan jiwa. Butuh ketertarikan dalam menggeluti profesi ini. Namun, ditanya soal jumlah pasti peneliti yang ada di puslitbang, serta yang saat ini tersedia, ia tidak bisa menyebutkannya, dan mengarahkan Republika untuk bertanya langsung kepada Kepala Puslitbang Kemen PU.

Selain kekurangan peneliti, ia juga mengaku kekurangan dari segi anggaran. Penelitian, kata dia, merupakan proses yang tidak pernah berhenti.

Sebagai hasil penelitian selalu diuji dan diteliti berkali-kali untuk pengembangan dan penerapan hasil penelitian secara luas di masyarakat. sementara, auditor kerap menanyakan apa yang mesti diteliti lagi ketika dilakukan proses audit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement