REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Yoryys Raweyai mengatakan mulai hari ini, Jumat (28/11), Dewan Pimpinan Partai (DPP) Partai Golkar dikendalikan oleh Tim Penyelamat Partai Golkar. Ia juga mengklaim telah memberhentikan ketua umum Aburizal Bakrie dan Sekjen partai, Idrus Marham.
"Mulai hari ini DPP Golkar resmi dikendalikan oleh tim penyelamat, dan Saudara Aburizal Bakrie dan Idrus Marham diberhentikan,"ujarnya Yorrys dalam di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (28/11).
Yorrys mengaku telah menyurati Kementerian Hukum dan HAM, isinya penyampaian pergantian kepengurusan berdasarkan hasil rapat pleno DPP. Dalam rapat itu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Sekretaris Jendral Partai Golkar Idrus Marham telah dinonaktifkan.
Langkah diatas, menurutnya, sekaligus membuat Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang akan diselenggarakan pada 30 November mendatang ilegal. "Kami melaporkan kepada pemerintah bahwa munas tersebut ilegal, karna orang yang menyelenggarakan (Munas) tidak mempunyai status (kepengurusan) di DPP Partai Golkar,"jelasnya.
Dalam penuturan selanjutnya, ia menyayangkan situasi yang terjadi di tubuh Golkar saat ini. Di mana terjadi kisruh antar sesama kader menjelang munas.
Langkah selanjutnya, Ia segera menyampaikan kepada seluruh kader Golkar, pengurus DPD tingkat I dan II, ormas, dan kepada pemerintah tentang keputusan pleno. Yorrys menjelaskan Tim Penyelamat Partai Golkar bukan bersifat permanen tetapi bersikap ad hoc untuk menjalan munas yang demokrasi sesuai kontitusi. "Januari kami melakukan rapimnas untuk menyelenggarakan panitia munas,"ungkapnya.