REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- UNESCO, Kamis (27/11), memasukkan "nongak", musik tradisional Korea, yang dimainkan petani, ke dalam daftar warisan budaya, karena kreativitas dan identitas kultural, kata pemerintah.
Musik itu dicatat sebagai Warisan Budaya Intanjibel Kemanusiaan dalam sidang ke-9 Komite Antar Pemerintah UNESCO bagi Penyelamatan Warisan Budaya Intanjibel di Paris. Nongak --yang terdiri atas drum, gong, tarian dan aksi akrobatik-- dimainkan oleh para petani.
Tetapi dewasa ini musik ini merupakan seni pertunjukan populer yang dapat dilihat di seantero negeri, khususnya selama musim liburan.
Pencatatannya telah lama diantisipasi sejak badan komite itu yang membahas penambahan baru secara aklamasi mengkategorikan "Nongak, musik band komunitas, tarian dan ritual di Republik Korea" sebagaimana direkomendasikan untuk dicatat pada 29 Oktober.
Badan itu menyatakan musik tersebut, yang memperlihatkan kebebasan, keterbukaan dan kreativitas, telah memberikan identitas budaya bagi pemain dan penonton. Nongak menjadi item ke-17 Korea Selatan dalam daftar UNESCO termasuk "pansori" pertunjukan instrumen perkusi,"ganggangsullae", tarian yang sudah berumur 5.000 tahun dan "arirang, lagu rakyat tradisional.