Sabtu 29 Nov 2014 05:00 WIB

Pesantren Jatim Didorong Go ASEAN

Rep: c54/ Red: Taufik Rachman
Sejumlah santri pesantren mengikuti pengajian
Foto: Antara/Rudi Mulya/ca
Sejumlah santri pesantren mengikuti pengajian

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menjelang dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang, pondok pesantren di Jawa Timur harus sanggup go ASEAN. Pesantren di Jatim harus aktif berhubungan dengan pesantren atau lembaga pendidikan lain di ASEAN. Sebab, enam sasaran yang disepakati di dalam MEA, salah satunya adalah konektivitas.

Hal tersebut diutarakan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf pada Workshop dan Lokakarya Pesantren Menyongsong MEA 2015, di Hotel Pelangi Malang, Jumat (28/11).

Menurut Saifullah, dalam kesepakatan MEA, yang akan keluar masuk adalah arus barang, orang, jasa, investasi dan arus modal. Lima hal itu yang akan keluar dan masuk ke Indonesia lebih mudah.

Menurut Saifullah, pesantren merupakan modal bangsa dalam mencetak sumber daya manusia yang kompetitif, termasuk di tingkat ASEAN. "Saya ingin pesantren go ASEAN. Dulu, masyarakat Malaysia dan Singapura banyak  yang belajar di pondok pesantren di Indonesia. Sekarang saya ingin kembali banyak masyarakat luar negeri belajar di Pondok pesantren di Indonesia,” ujar dia.

Menurut Saifullah, di bidang ekonomi, daya saing Indonesia belum sepenuhnya memuaskan. “Yang penting, jangan sampai Indonesia menjadi banjir barang dan jasa, sementara Indonesia belum ekspansi produksinya ke luar,” kata Saifullah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement