REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat rekonsiliasi antara Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung dengan Tim penyelamat partai Golkar telah usai. Hasil rapat tersebut adalah belum ada kata sepakat soal jadwal munas.
Akbar Mengatakan Kubu Aburizal Bakrie bersedia Munas diundur hingga tahun 2015, di luar bulan Januari. Sementara tim penyelamat yang dimotori Agung Laksono bersikeras Munas digelar Januari 2015, karena sesuai AD/ART partai, kata mereka.
Sebagai mediator, Akbar akhirnya mengambil opsi, akan berbicara lagi dengan Aburizal untuk mengetahui bulan apa yang diinginkan oleh Tokoh yang kerab disapa Ical itu. Kemudian ia mengambil jalan tengah mendekatkan dengan bulan Januari yang menjadi patokan Agung cs. Tentunya sama-sama di tahun 2015.
Kesepakatan ini bisa tercapai tergantung dari lobi Akbar dan Ical nantinya. Jika tidak, hampir dipastikan Munas 30 November, di Bali, tetap digelar. Dengan Menyisakan berbagai polemik.
Sebagai mediator sekaligus senior, Akbar optimis akan menemukan titik temu sebelum jadwal munas besok. Dimana dua kubu akan bersepakat menyetujui satu jadwal sebagai jalan tengah.
Akbar berharap jika kesepakatan itu tercapai, bukan cuma Jadwal yang berubah dari Januari 2015. Tapi kubu Agung Laksono bersedia membubarkan tim penyelamat partai Golkar.
Mengenai hal diatas, Agun Gunandjar, Salah satu anggota tim penyelamat mengatakan siap jika jadwal harus bergeser dari Januari. Untuk pertimbangan jalan tengah yang dimaui Ical tentunya. Serta siap jika timnya harus bubar. Tentunya dengan berbagai perubahan, antara lain.
Semua panitia Munas 30 November harus dibubarkan dulu. Diganti dengan penyelenggara yang teruji integritasnya, jujur, adil, dan tidak berpihak. Berikutnya, substansi materi munas,.termasuk tata cara pemilihan ketua umum, DPP, dan sebagainya harus disepakati bersama oleh seluruh pengurus DPP.
"Kalau itu semua, ya kita bubar, kalau nda ya tetap Januari (Munas)," kata Agun di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (28/11).
Pernyataan Agun diatas mengisyaratakan mereka bersedia jika Munas digelar bukan dalam bulan Januari 2015. Serta siap membubarkan tim mereka dengan sejumlah persyaratan diatas.
Jika tidak, bukan hanya, soal kengototan mereka tetap menggelar Munas pada bulan Januari. Karena menurut Agung Laksono, sudah didukung oleh sejumlah DPD I dan II partai Gokar. Tetapi juga tetap mempertahankan tim penyelamat ini.
Alasan mereka menolak panitia saat ini, lantaran menurut Agun, penentuannya tidak secara demokratis. Tidak melibatkan semua suara dalam penetapan itu.
Sementara Menurutnya, dalam AD/ART Golkar tidak mengatur hak prerogative Ketua umum untuk menentukan panitia Munas. "Itu kan sama saja, mau tanding, pilih wasit sendiri, udah tahu hasilnya," ungkap Agun.
Tapi, lanjut dia,dalam aturan partai, kedaulatan ada ditangan anggota, dan DPP adalah badan kedaulatan tertinggi yang memiliki hak menyampaikan pandangan. Dalam konteks pemilihan panitia penyelenggara forum tertinggi partai beringin ini.
Ia berharap dalam hitungan jam ini, dapat menemukan titik temu. Tentu saja tergantung dari hasil pertemuan antara Akbar Tandjung dan Aburuzal Bakrie nantinya.