REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi diimbau mengangkat kepala staf angkatan udara (KSAU) yang mumpuni. Sosok tersebut adalah orang yang terbebas dari politik praktis.
"Kita berharap figur KSAU baru nanti adalah figur yang bebas dari intervensi politik," imbuh pengamat politik dan militer UIN Syarif Hidayatullah, Ali Irvan, saat dihubungi, Kamis (27/11).
Belakangan ini mencuat dua nama yang digadang menduduki jabatan KSAU. Pertama, Wakil KSAU, Marsekal Madya Bagus Puruhito. Kedua Irjen Kemenhan, Marsekal Madya Ismono Wijayanto. Menurutnya, kedua orang ini belum tentu mampu mendukung visi kemaritiman Presiden Jokowi. Visi ini berkaitan dengan menjaga laut Indonesia secara utuh.
Tentunya figur yang cocok menempati itu adalah yang memiliki wawasan dan jaringan luas, sehingga bisa bertindak dan berpikir strategis lintas matra. Prestasi saja menurutnya tidak cukup. Harus memang terbukti memiliki kemampuan memimpin yang mmumpuni. Bagus dan Ismono dinilainya sebagai produk dari rezim pemerintahan sebelumnya. Bagus misalkan, dikenal dekat dengan SBY, karena pernah menjadi ajudannya. Sedangkan Ismono dikabarkan memiliki relasi yang dekat dengan petinggi militer yang dekat dengan SBY.
Ali Irvan khawatir nantinya, kinerja angkatan udara tidak maksimal bila kepala staffnya adalah salah satu dari keduanya. Sementara, pengamat militer, Wawan Purwanto, mereka yang dikenal dekat dengan rezim pemerintahan sebelumnya belum tentu akan terpilih menggantikan Marsekal Ida Bagus Putu Dunia. Sosok yang dulu pernah dekat dengan SBY misalkan, belum tentu akan dipilih menjadi KSAU. "Jadi belum tentu," imbuhnya.
Yang paling menentukan adalah kepercayaan. "Harus ada orang yang meyakini dan memberi kepercayaan, atau menjamin bahwa figur tertentu layak menggantikan Ida Bagus," paparnya. Selain itu, kalaupun saat ini sudah ada figur yang digadang atau dipastikan menjadi kepala staff, maka bisa saja di menit terakhir berubah. "Situasinya sangat dinamis," imbuh Wawan.