REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Berbagai kerusakan fasilitas yang terjadi di stadion Si Jalak Harupat dituding disebabkan oleh tangan–tangan jahil penonton usai menyaksikan pertandingan. Pasalnya, penonton kerap merusak beberapa fasilitas seperti toilet, mushala, dan pagar. Sehingga, pemerintah kewalahan untuk memperbaiki terus–menerus fasilitas yang dirusak.
‘’Itu kan selesai pertandingan penonton pada jahil, apalagi kalau tim mereka kalah. Wastafel kan itu mahal, dirusak juga. Pagar yang begitu kokoh saja bisa patah oleh supporter. Jadi walaupun kita perbaiki tetapi terus saja dirusak oleh tangan –tangan jahil,’’ kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung, Ahmad Djohara, akhir pekan ini.
Ahmad mengatakan, kerusakan yang terjadi di Stadion Si Jalak Harupat terjadi usai pelaksaan pertandingan yang berlangsung dilokasi tersebut. Banyak oknum penonton yang kerap melakukan pengrusakan fasilitas sehingga membuat pihaknya harus bekerja ekstra dalam melakukan perawatan.
Terkait anggaran pemeliharaan, dia menyebutkan dari APBD Dispopar menerima dana sekitar Rp 611 juta pertahun. Selain itu juga dirinya membantah bahwa yang betugas mengurusi stadion tersebut hanya delapan orang. "Kalau dikatakan jumlah petugas tidak ideal itu salah kami memiliki 30 orang bukan 8 orang," tuturnya.
Selain itu juga, kata Ahmad, faktor cuaca ekstrim yang terjadi akhir–akhir ini juga ikut mempengaruhi kerusakan stadion. Sejumlah bagian seperti palang pintu, beberapa seng penutup stadion sempat tersapu angin. Sehingga, hal tersebut menyebabkan kebocoran dibeberapa atap bangunan utama saat hujan. "Kami sering berkordinasi dengan Panitia Penyelenggara (Panpel) ketika stadion digunakan untuk pertandingan agar mereka ikut menjaganya," tuturnya.
Ahmad juga menegaskan, Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan pemeliharaan Stadion Si Jalak Harupat, yang berlokasi di Desa Cibodas, Kecamatan Kutawaringin tersebut, sudah berjalan maksimal. Salah satu aset yang dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) juga kini tengah dalam proses pembenahan seiring dengan banyaknya kerusakan disejumlah fasilitas dilokasi tersebut.