REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Uskup senior gereja Inggris berencana memasukan agenda membaca Alquran dalam acara penobatan Pangeran Charles. Oleh kalangan konservatif, ide itu dianggap sebagai krisis kepercayaan Gereja Inggris.
Uskup Lord Harries of Pentregarth mengatakan, hanya dengan cara itu umat Kristiani di Inggris dapat melalui peristiwa bersejarah dengan cara yang ramah. "Ini adalah tindakan brilian yang membuat umat Islam menjadi bagian dari Inggris," kata Lord Harries, seperti dilansir Dailymail, Ahad (30/11).
Sebelumnya, saran ini sudah pernah dikemukakan lebih dari 20 tahun lalu ketika Pangeran Charles menyatakan ingin menjadi pembela iman ketimbang bagian dari pembela iman. Saat itu, Pangeran juga mengatakan mata pelajaran Islam dan agama lainnya sama pentingnya dengan Anglikan.
"Pangeran juga menginginkan penobatannya bernuansa multi agama ketimbang penobatan ibunya dahulu pada tahun 1953," kata dia.
Secara terpisah, Andrea Minichiello Williams, Kepala Pembela Hak Kristen Inggris mengatakan, nilai-nilai Inggris berasal dari warisan Kristen. "Kita tidak bisa berpura-pura semua agama adalah sama atau memiliki sumbangsih yang sama bagi bangsa," kata dia.
Douglas Murray, associate editor Spectator, mengatakan jika umat Islam termasuk dalam layanan penobatan, harus ada ruang untuk bagi umat Hindu, Sikh, dan ateis. "Jika ada menjadi bacaan dari Alquran di penobatan, demi masalah timbal balik, semua masjid di Inggris harus memiliki doa untuk Raja dan Angkatan Bersenjata setiap shalat Jumat," kata dia.