REPUBLIKA.CO.ID, KOBANE-- Setidaknya 50 pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tewas dalam 24 jam terakhir, setelah serangan udara yang dilancarkan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Ini merupakan kerugian terbesar yang dialami oleh ISIS, sejak mereka melancarkan serangan di kota perbatasan yang strategis pada September.
Al Jazirah melaporkan, Observatorium Suriah untuk HAM mengatakan pada Ahad (30/11) bahwa kematian militan umumnya akibat bentrokan, bom bunuh diri atau serangan pimpinan AS. Kelompok juga mengatakan, 11 pejuang Kurdi tewas dalam periode yang sama di Kobane bersama dengan satu pemberontak Suriah yang mendukung pasukan Kurdi.
ISIS selama ini berharap, bisa menguasai kota perbatasan tersebut untuk mengamankan kekuasaannya di perbatasan Turki-Suriah. Namun pejuang Kurdi dengan bantuan serangan udara koalisi AS telah menahannya. Untuk saat ini Kobane terbagi, sebagian dikuasai ISIS sebagian lagi pasukan Kurdi.
Juru bicara Kurdi YPG mengatakan, kelompok bersenjata Kurdi Suriah menguasai perbatasan dengan Turki sepenuhnya. Sementara Pashmerga Irak yang membantu Kurdi mengatakan, mereka telah mengambil alih lima desa utama dari pejuang ISIS.
Sejauh ini, tentara Irak didukung pejuang Kurdi dan serangan udara AS terus melakukan perlawanan pada ISIS. Tentara pekan lalu merebut kembali kota-kota di provinsi Diyala.