Selasa 02 Dec 2014 12:07 WIB

Kian Banyak PNS di Australia Membolos Kerja

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Selain terjadi peningkatan perilaku bullying, kalangan pegawai negeri sipil (PNS) di Australia juga semakin banyak yang membolos kerja. Sekitar 17 persen mengaku pernah mengalami bullying atau dilecehkan di tempat kerja.

Demikian terungkap dalam laporan tahunan bertajuk State of the Service Report, yang memotret trend di kalangan 160 ribu PNS Australia. Laporan yang dirilis Senin (1/12) lalu merupakan hasil survei terhadap 100 ribu PNS oleh Australian Public Service (APS).

Diungkapkan, ada persepsi bahwa tempat kerja memiliki perilaku bullying dan ada peningkatan mereka yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.  Selain 17 persen yang mengaku mengalami bullying, ada 21 persen PNS lainnya yang mengaku melihat rekannya mengalami bullying dan pelecehan dalam 12 bulan terakhir.

"Insiden bullying terjadi rata-rata 15 hingga 19 persen dalam beberapa tahun terakhir," kata Komisioner APS Stephen Sedgwick.

"Meskipun apa yang dianggap sebagai bullying bervariasi."

Sedgwick menjelaskan, persoalan lainnya yang menunjukkan peningkatan adalah pegawai yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Ia mengatakan, instansi pemerintah telah mengembangkan berbagai cara untuk mengatasi masalah ini. "Penyebab meningkatnya PNS yang membolos ini tidak diketahui," katanya.

Namun Sedgwick membantah bahwa tingginya perilaku bullying  di tempat kerja yang menjadi penyebab semakin banyaknya PNS yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sebanyak 8.000 PNS Australia telah diberhentikan sejak pemerintah Australia melakukan pemotongan anggaran berbagai instansi. Pemerintah berencana menghapus 16.500 posisi PNS dalam tiga tahun mendatang sebagai bagian dari penghematan APBN.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement