REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulanan pada November 2014 1,5 persen. Walaupun, rentang waktu efek kenaikan tarif BBM bersubsidi baru 12 hari, namun sudah memengaruhi tingkat inflasi.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi memengaruhi inflasi November. Pada November 2014 terjadi inflasi sebesar 1,5 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 116,14. Dari 82 IHK, tercatat seluruhnya mengalami inflasi.
''Inflasi tertinggi terjadi di Padang 3,44 persen dengan IHK 122,76 dan terendah terjadi di Manokwari 0,07 persen dengan IHK 110,63,'' kata dia dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (1/12) siang.
Suryamin menuturkan, walaupun rentang waktu efek kenaikan tarif BBM bersubsidi namun, sudah memengaruhi tingkat inflasi. Rinciannya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 2,15 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,71 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,49 persen, kelompok kesehatan 0,43 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,08 persen, serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 4,29 persen.
Sedangkan kelompok sandang mengalami penurunan indeks 0,08 persen. Dia mengatakan, tingkat inflasi akumulatif Januari sampai dengan November 2014 sebesar 5,75 persen. Sedangkan, inflasi tahunan dari November 2013 sampai dengan November 2014 sebesar 6,23 persen.
Suryamin menuturkan, komponen inti pada November 2014 mengalami inflasi sebesar 0,4 persen, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender Januari sampai dengan November 2014 sebesar 3,88 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun November 2013 sampai dengan November 2014 sebesar 4,21 persen.