REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, belum bisa memfungsikan sejumlah palang pintu yang baru dibangun, karena masih belum ada petugas yang gas mengatur lalu lintas di perlintasan kereta api (KA) ganda di daerahnya.
"Tujuh palang pintu yang selesai dibangun akhir Desember ini tidak bisa langsung dimanfaatkan, sebab belum ada tenaga penjaganya," kata Kepala Dishub Bojonegoro Iskandar, di Bojonegoro, Senin.
Ia menjelaskan pihaknya belum mengalokasikan pengadaan tenaga penjaga palang pintu termasuk alokasi anggaran honor yang besarnya Rp 1 juta/bulan di dalam APBD 2015.
"Kalau penjaga palang pintu diserahkan masyarakat tidak ada yang bertanggung jawab," ujarnya.
Menurut dia, penjaga palang pintu tersebut juga harus memperoleh pelatihan di PT KAI Madiun dengan biaya pelatihan sebesar Rp 2 juta/penjaga.
Karena belum ada penjaganya, katanya, pengawasan tujuh palang pintu perlintasan jalur rel ganda KA di daerahnya tersebut akan dilakukan dari kantornya melalui CCTV.
Ia menyebutkan tujuh palang pintu yang masih dalam proses pembangunan tersebut lokasinya, di antaranya di wilayah barat di Kecamatan Padangan, Kalitidu, juga di Kecamatan Sumberrejo, dan Baureno, di wilayah timur.
"Besarnya biaya pembangunan Rp 200 juta per palang pintu," jelasnya.
Selain tujuh palang pintu itu, katanya, Kementerian Perhubungan juga akan membangun dua palang pintu di Kecamatan Baureno dan Balen, dengan biaya masing-masing palang pintu Rp 1,3 miliar, pada 2015.
"Palang pintu yang dibangun Kementerian Perhubungan lebih lengkap, dibandingkan dengan palang pintu yang kami bangun," ucapnya.