REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Komisi Kerajaan urusan Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Selasa (2/120, mulai menyelidiki kasus yang terjadi di sebuah pusat yoga di pedalaman negara bagian New South Wales, Australia.
Komisi ini dibentuk untuk memeriksa seluruh kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pemimpin spiritual, termasuk di lembaga keagamaan bernama Satyananda Yoga Ashram.
Salah seorang korban bernama Bhakti Manning menyatakan, ia mengalami pelecehan seksual oleh dua orang biksu di Satyananda Yoga Ashram yang terletak di daerah Central Cost. Ashram merupakan pusat yoga yang dimulai oleh seorang guru asal India bernama Swami Satyananda Saraswati di tahun 1950an.
Manning menyatakan salah seorang biksu itu bernama Swami Akhandananda Saraswati.
Manning baru berusia 14 tahun ketika datang ke lokasi tempat yoga itu di Mangrove Mountain di tahun 1974, bersama sejumlah remaja dan anak-anak lainnya. Mereka sengaja dipisahkan dengan orangtua mereka.
"Mereka memiliki metode pengajaran yang membuat kami merasa istimewa," jelasnya. "Lalu, kami bukan hanya mengalami pelecehan seksual tapi juga harus bekerja tanpa bayaran apa-apa."
Manning menjelaskan, pengajaran spiritual dimanfaatkan sebagai alat untuk mengontrol anak-anak tersebut. "Penyerahan diri dan kepatuhan kepada guru merupakan kualitas tertinggi," katanya.
Manning mengaku dua orang biksu asal India telah melecehkannya, termasuk pemimpin Ashram, Swami Akhandananda Saraswati.
Di tahun 1987, Akhandananda dijadikan tersangka dengan 35 tuduhan pelecehan seksual terhadap empat gadis remaja. Sebelum diajukan ke pengadilan tahun 1980, perubahan aturan UU membuat tuduhan terhadap sang biksu menjadi lebih ringan, yaitu berupa perbuatan tidak senonoh.
Akhandananda akhirnya dijebloskan ke penjara di tahun 1989, namun hukumannya kemudian dibatalkan. Ia meninggal dunia enam tahun kemudian.
Manning menjelaskan,"Di Australia, saya dilecehkan oleh dua biksu India, kemudian di India saya dilecehkan oleh pendiri ajaran ini, yaitu Swami Satyandanda." Pusat yoga di daerah Central Coast saat ini masih beroperasi, namun telah berubah nama menjadi Mangrove Yoga Ashram. Kabarnya, tempat ini masih mengikuti ajaran Satyananda.
Pusat yoga tersebut awal tahun 2014 mengeluarkan pernyataan permintaan maaf atas peristiwa di masa lalu. Namun permintaan maaf melalui Facebook itu, bagi Bhakti Manning, tidaklah memadai. "Mereka hanya mau mengakui pelecehan yang dilakukan Swami Akhandananda," kata Manning. "Sedangkan Swami Satyananda masih terus disembah seperti malaikat."
Komisi Kerajaan akan memeriksa aktivitas gerakan Ashram antara tahun 1974 dan 1989. Sembilan saksi korban dijadwalkan akan memberikan kesaksiannya dalam sidang yang dimulai Selasa (2/12/2014) di Sydney.