Selasa 02 Dec 2014 10:10 WIB

Miris! Pasien Miskin Kembali Ditolak Banyak Rumah Sakit

Rep: C94/ Red: Winda Destiana Putri
Kartu Jakarta Sehat
Kartu Jakarta Sehat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelumnya dikabarkan bahwa seorang warga melahirkan bayi laki-laki dengan kondisi tidak sehat. Dengan berbekal Kartu Jakarta Sehat, dirinya membawa putra pertamanya tersebut ke rumah sakit pemerintah, naas, bukan mendapatkan perawatan, ia malah dianjurkan pulang.

Hal ini dialami oleh Nurahma (25 tahun), dirinya mengaku harus memiliki uang Rp 3 juta agar anaknya bisa dirawat oleh salah satu rumah sakit pemerintah di Jakarta. Ia pun kembali merawat bayi nya di Puskesmas Koja tempat anaknya dilahirkan.

Sebelum wartawan menyambangi lokasi di mana bayi itu dirawat. Pihak Puskesmas Koja meletakkan Muhammad Firdaus di atas kasur milik ibunya dalam keadaan kepalanya dibalut mengunakan perban putih seadaanya.

Namun, Pelayanan berubah ketika pihak puskesmas melihat kedatangan awak media, mereka langsung bergegas memasukkan bayi tersebut ke dalam keruangan observasi.

Sementara, Hasanuddin (56) ayah dari Nurahma mengatakan dirinya sangat mengeluhkan pelayanan yang didapatkan oleh cucu pertamanya itu.

Ketika masa Presiden SBY, kata Hasanuddin, meskipun keluarganya belum memiliki biaya mereka masih diberikan tenggang waktu selama 20 hari untuk mengumpukan uang sementara bayi dalam perawatan.

"Pak Jokowi jadi presiden katanya ingin berpihak kepada rakyat kecil tapi ini kok malah pelayanan yang kita dapat seperti ini," ujarnya.

Hasanuddin sempat menangis melihat cucunya pertamannya yang baru berumur dua hari itu harus merasakan buruknya pelayan rumah sakit di negara ini.

"Kalau harus ngasih 3 juta, nanti cucu saya keburu mati. Apa lagi bikin kartu dulu. Itu tidak mungkin, karena memakan waktu yang cukup lama," katanya.

Hasanuddin berharap Presiden Joko Widodo lebih nyata mementingkan kebutuhan rakyat masalah kesehatan bukan hanya janji dan bicara saja. "Masih banyak masyarakat yang kesulitan kesehatan seperti saya ini,"ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Koja, dr. Lysbeth Pandjaitan mengakui keluhan dari pasien bernama Nurahman. Lysbeth menjelaskan alasan puskesmas merujuk RS Koja demi perawatan lanjut bagi bayi itu.

"Ia memiliki kelainan Konginetal Multipel. Beratnya dan panjangnya di bawah standar bayi normal. Sehingga kami rujuk ke RS Koja sebab  kita tidak memiliki spesialis bedah,"katanya.

Ihwal penolakan yang dilakukan oleh RSCM, Lysbeth tidak mengetahui alasan dan sebab RSCM menolak untuk merawat bayi tersebut.

"Soal penolakan itu, silahkan tanya langsung ke RSCM, saya tidak tahu menau," ujarnya.

Lysbeth berjanji akan menangani perawatan Muhammad Firdaus. "Kami akan observasi lagi. Namun Jika kondisinya memburuk kita akan kembali merujuknya ke rumah sakit,"tuturnya.

Untuk meminta tanggapan terkait pelayanan yang buruk dari Rumah Sakit Koja, Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Bambang Suheri enggan memberikan keterangan. Seakan menutupin mata atas pelayanan di Rumah Sakit tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Bambang belum bersedia mengangkat telepon.

Dihubungi terpisah, Kepala RSUD Koja, Togi Asman mengatakan tidak ada penolakan yang dilakukan pada pasiennya. Saat ini Muhammad Firdaus tengah dirawat. "Kepesertaannya sedang diproses," dalihnya saat dihubungi Republika, Selasa (2/12).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement