REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI versi Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) KH Fahrurrozy Ishaq meminta DPRD Provinsi menurunkan Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Ibu Kota.
"DPRD harus tegas dan menolak Ahok sebagai gubernur. Gunakan Hak Interpelasi dan Hak Angket untuk menurunkannya," ujar Fahrurrozy Ishaq, di sela orasinya saat unjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin kemarin.
Bang Rozy, sapaan akrabnya, mengaku tidak akan berhenti menyuarakan dan memimpin massa menggulingkan Ahok hingga batas waktu yang tak ditentukannya.
"Perjuangan kami tidak akan pernah berhenti dan terus meminta dengan suara lantang bahwa Ahok harus mundur. Kalau tidak mau maka kami yang melengserkannya," kata dia.
Sementara itu, nama Rozy yang oleh Presidium Penyelamat Jakarta dipilih sebagai gubernur mengaku siap menjalankan amanah dan berjuang bersama masyarakat menegakkan kebenaran di Ibu Kota.
Ketua Umum GMJ tersebut akan mengajak tokoh Betawi, ulama dan habib serta pimpinan ormas Islam bekerja sama berusaha mengubah Jakarta menjadi lebih baik, serta menurunkan Ahok dari jabatannya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mendukung total Rozy sebagai gubernur dan tidak mengakui nama yang lain.
Sebagai bentuk tindak lanjut, pihaknya pada 24 Desember menggelar tabligh akbar menolak kepemimpinan Ahok. Kemudian, pada 31 Desember atau malam Tahun Baru 2015, FPI juga menyelenggarakan tabligh akbar di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur.
Selanjutnya pada 2 Januari 2015, juga digelar peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW di markas FPI Petamburan dan sehari berikutnya dilangsungkan kegiatan puncak sekaligus mengumumkan langkah-langkah GMJ ke depan.
"Yang pasti, kami mengajak masyarakat tidak mengakui Ahok sebagai Gubernur DKI. Kami minta warga tidak menerima Ahok jika masuk ke kampungnya," ucap dia.