REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suporter setia PSIS Semarang menyatakan kesetiaannya terhadap upaya banding yang dilakukan klub dalam dugaan sepakbola gajah yang melibatkan PSIS Semarang dan PSS Sleman di babak delapan besar Divisi Utama.
Pasukan Suporter Semarang (Panser) Biru PSIS Semarang, melempar ancaman akan mengirimkan gelombang demonstrasi besar-besaran di kantor PSSI di Jakarta, jika banding yang dilakukan manajemen klub, tidak memperingan hukuman yang telah diberikan kepada pemain.
"Demo akan disiapkan. Kami sudah cukup bersikap kooperatif dengan PSSI, tapi hukuman Komdis kali ini tidak dapat ditoleransi," ujar ketua Panser Biru, Mario Baskoro saat dihubungi, Selasa (2/12).
Menurutnya, hukuman yang diberikan komdis berupa sanksi larangan bermain hingga seumur hidup, jauh dari sanksi yang bersifat pembinaan. Putusan komdis terhadap para pemain mematikan karier dan nafkah para pelaku sepakbola.
"Perlu diingat, PSIS merupakan klub yang banyak dihuni para bibit muda," ujarnya menambahkan.
Dalam gelombang demonstrasi yang kemungkinan bakal terjadi pasca putusan banding, Mario mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah Panser Biru seJabodetabek, Snex Metropolis, hingga berkoordinasi dengan para suporter Persija yang dikenal luas dengan nama Jakmania.
Panser Biru terus memantau langkah hukum yang tengah disiapkan PSIS Semarang. Pengajuan banding PSIS ke Komisi Banding PSSI ditunggu selambat-lambatnya hingga 3 Desember 2014. Mario dalam kesempatan tersebut juga meminta kepada PSSI agar bertindak serius dalam pengusutan kasus dugaan sepakbola gajah.
Tak hanya cukup sampai para pelaku di lapangan, Mario meminta tegas PSSI dalam hal ini Komisi Disiplin untuk segera membuka investigasi siapa aktor intelektual di balik drama lima gol bunuh diri dalam pertandingan 26 Oktober silam tersebut.