REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--- Ketua Umum Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI), Adriyana mengecam tindakan Polisi yang melakukan pemukulan kepada demonstran dari elemen Mahasiswa di Pekanbaru Riau. Terlebih penangkapan dan pemukulan itu berlangsung di dalam mushola.
“Saya sangat menyesalkan, mengecam sekaligus mengutuk tindakan polisi yang sangat represif itu,” tuturnya kepada ROL, Selasa pagi (2/12).
Menurut Adriyana, hal itu merupakan tindakan yang berlebihan dari aparat kepolisian dan pelecehan terhadap tempat ibadah. Polisi saat ini dinilai sudah tak mampu lagi melakukan pendekatan secara persuasif dalam menyelesaikan masalah. “Jangankan ke mushola ke dalam kampus pun menurut saya sebuah pelanggaran, jadi polisi sekarang lebih represif dari orde baru,” tuturnya.
Kata Adriyana beberapa kadernya pun turut menjadi korban pemukulan aparat kepolisian di mushola saat demo menolak kedatangan Presiden Joko Widodo ke Pekanbaru, Riau. Bahkan Ia mendapat laporan ada juga warga yang menjadi korban pemukulan itu. “bahkan orang yang sedang sholat kena pentungan juga,” tuturnya.
Demonstrasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan penolakan kedatangan Presiden Jokowi yang dilakukan sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa di Pekanbaru Riau (25/11) berujung ricuh setelah pembubaran paksa oleh polisi setempat.